Bisnis.com, JAKARTA - Para pengembang properti dinilai lebih realistis dalam meluncurkan proyek anyar di tengah kondisi industri properti yang masih menghadapi tantangan hebat sejak beberapa tahun belakangan ini.
Executive Director 99 Group Irvan Ariesdhana mengatakan bahwa saat ini kecenderungan pengembang adalah lebih memilih meluncurkan unit rumah tapak dibandingkan dengan proyek apartemen.
Situs jual beli properti 99.co bahkan mencatat adanya lonjakan yang signifikan terhadap pasar properti residensial hingga dua bulan pertama di kuartal I/2020 ini.
Menurut dia, lonjakan itu lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu dan masih terbilang baik untuk diserap oleh pasar.
"Kenapa bisa sampai begitu? Karena kalau saya lihat pengembang pun sudah dari akhir tahun [lalu] sudah lebih realistis, tidak banyak pengembang yang paksakan keluarkan produk-produk apartemen, tapi lebih banyak mengeluarkan landed [rumah tapak]," kata Irvan, Minggu (8/3/2020).
Irvan menyatakan bahwa pengembang pun rata-rata terus mengembangkan hunian dengan kisaran harga yang terjangkau untuk diserap pasar. Harga yang ditawarkan rata-rata mulai dari Rp500juta - Rp900 juta.
Baca Juga
Dia mencontohkan ketika Lippo Group merilis hunian dengan kisaran harga Rp500 juta - Rp600 juta dan Sinar Mas Land merilis produk dengan kisaran harga Rp700 juta-Rp900 juta. Semua produk yang diilis pengembang tersebut, imbuhnya, rata-rata direspons baik oleh pasar.
"Saya melihat sampai akhir tahun akan seperti itu kecenderungannya, karena pengembang pun melihat rumah tapak yang akan bergerak dan para pengembang yang kita temukan sudah menyiapkan produk [rumah tapak] seperti ini," ungkapnya.