Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Coldwell Banker Indonesia masih belum melihat adanya penundaan proyek dari pengembang properti di subsektor ritel menyusul mewabahnya virus corona baru atau Covid-19.
Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker Tommy Bastami mengatakan sentimen virus corona ini akan lebih berdampak pada tingkat okupansi ritel.
"Untuk penyelesaian proyek yang masih dibangun, kami tidak melihat dampaknya sejauh ini," kata dia, Selasa (3/2/2020).
Sebelumnya, Bisnis mencatat bahwa dalam 2 tahun ke depan akan ada 18 pusat perbelanjaan baru sepanjang 2020 – 2022 di DKI Jakarta yang menyasar segmen kelas menengah ke atas.
Melihat kondisi ini, pengembang tampaknya akan terus meluncurkan dan mencanangkan proyek ritel meskipun dibayang-bayangi sentimen wabah virus corona yang telah masuk ke Indonesia.
Tommy mengingatkan agar pengembang lebih memperhitungkan keadaan saat ini menyusul belum surutnya isu corona. Terlebih, secara khusus pada pengembang yang telah mengoperasikan pusat perbelanjaannya.
Baca Juga
Apalagi, sebelumnya sebuah riset menyatakan bahwa properti ritel pada 2019 mengalami kenaikan dari sisi okupansi, pasok, dan permintaan meskipun secara tipis dan masih lebih rendah jika dibandingkan dengan catatan sepanjang 2018.
Riset itu menyatakan bahwa okupansi ritel di Jakarta pada kuartal IV/2019 tembus hingga 93,42 persen. Jumlah itu mencatatkan kenaikan 0,15 persen dari kuartal sebelumnya dan tergolong stabil.
"Dalam jangka pendek tentunya hal ini akan mempengaruhi preferensi orang dalam mengunjungi pusat perbelanjaan, tetapi sampai berapa lama, tentunya akan sangat tergantung penanganan perkembangan virus corona itu sendiri," ujarnya.
Senada, Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus menyatakan bahwa wabah virus corona ini hanya berdampak pada tingkat okupansi. Hal itu disebabkan karena masyarakat akan cenderung menghindari aktivitas di pusar keramaian seperti di pusat perbelanjaan.
Di sisi lain, AKR sendiri tampaknya tak terpengaruh dan akan terus mengembangkan proyek mixed use-nya di tengah adanya kasus penyebaran virus corona di Indonesia.
"Kami akan jalan terus sesuai perencanaan bisnis yang telah kami siapkan," ujarnya
Meskipun demikian, Alvin tak memungkiri bahwa secara global wabah corona juga sudah berdampak pada kegiatan ekspor dan impor sejak pertama kali kasus tersebut ditemukan di China. Disamping itu, sentimen corona juga mengakibatkan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi sehingga berdampak pada daya beli masyarakat di Indonesia.
"Secara umum pusat belanja maupun pusat hiburan akan berdampak cukup signifikan [akibat virus corona]," ungkapnya.