Bisnis.com, WAMENA – Penyebaran virus corona di Tanah Air dikhawatirkan akan berdampak pada berbagai sektor, termasuk sektor properti.
Sebelumnya, untuk membantu menggairahkan industri properti yang cenderung stagnan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menggelontorkan insentif berupa penambahan kuota rumah subsidi.
Kebijakan itu pun disambut baik oleh para pengembang perumahan meskipun baru bisa direalisasikan April mendatang. Hingga saat ini para pengembang belum menuntut lagi adanya insentif tambahan.
"Pemerintah sudah berbuat banyak, menurut saya cukup. Di pasar yang ada sekarang itu enggak ada itu mood, secara psikologis pasar jadi terganggu," kata Direktur PT Ciputra Development Harun Hajadi kepada Bisnis.com, Selasa (3/3/2020).
Harun menyatakan bahwa pengembang hanya berharap agar pemerintah bisa terus memberikan informasi yang lebih transparan, dan lugas.
"Kami perlu info mengenai action apa saja yang akan atau sedang dilakukan pemerintah, itu penting sekali. Info yang simpang siur justru membuat suasana hati kurang positif," imbuhnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Harun menyatakan bahwa adanya kasus virus corona juga dinilai tidak menghambat pembangunan yang sedang dijalankan. Pasalnya, penyelesaian pembangunan tepat waktu adalah janji pengembang kepada konsumen dan berkaitan erat dengan nama baik.
"Kalo pembangunan kan kita kewajiban ke konsumen, jadi harus dibangun, apalagi kalau sudah terjual," ujarnya.
Mengenai potensi penurunan konsumen, Harun mengatakan potensinya tetap ada. Meskipun demikian, dia memperkirakan dampaknya tidak akan terlalu signifikan. Berkaitan dengan pasokan bahan baku atau material bangunan, dia menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapati masalah kekurangan pasokan akibat virus corona.
"Distribusi material enggak masalah lah, kan kalau perumahan kebanyakan produksi nasional," ungkapnya.