Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang properti mulai fokus untuk menyasar segmen mahasiswa untuk menyiasati kondisi pasar apartemen yang diproyeksi cenderung tertekan pada tahun ini.
Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan bahwa potensi penyerapan unit apartemen yang berlokasi di dekat kampus memang masih sangat menjanjikan meski kondisi pasar apartemen pada tahun ini diproyeksi masih cukup berat.
Alasan yang membuat para pengembang tertarik untuk menyediakan produk properti yang difokuskan untuk menyasar mahasiswa adalah kebutuhan hunian dan potensi pasar sewa yang masih cukup tinggi.
“Kebutuhannya [hunian] akan selalu ada karena setiap tahun perguruan tinggi pasti melakukan penerimaan mahasiswa baru sehingga potensi penyerapan dari unit-unit apartemen yang berlokasi di sekitarnya juga sangat besar,” ujarnya ketika dijumpai di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Lebih lanjut, Anton mengatakan bahwa sebenarnya strategi untuk menyasar segmen mahasiswa ini sudah dilakukan beberapa pengembang sejak lama. Namun, beberapa tahun belakangan ini makin banyak pengembang properti yang memilih membangun apartemen yang lokasinya berdekatan dengan kampus demi menyasar segmen mahasiswa.
Menurutnya, strategi tersebut dilakukan para pengembang untuk menyiasati pasar apartemen yang memang masih cenderung lesu pada tahun ini.
Baca Juga
Dalam mengembangkan apartemen untuk mahasiswa, Anton mengatakan bahwa ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan para pengembang. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah harga yang terjangkau.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah fasilitas yang memadai serta lokasi yang berdekatan dengan kampus.
Salah satu pengembang yang mulai fokus menyasar segmen mahasiswa ialah PT PP Properti Tbk. (PPRO). Pada tahun lalu, PPRO telah meluncurkan proyek apartemen terbarunya yaitu Mazhoji di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat.
Vice President Marketing PPRO Nurjaman mengatakan Mazhoji berada di lokasi yang strategis yaitu di Depok yang dikenal sebagai kawasan pendidikan terbesar di Jabodetabek karena kehadiran beberapa perguruan tinggi ternama.
“Banyaknya perguruan tinggi yang berlokasi di Depok ini bakal meningkatkan permintaan atas hunian. Tingginya permintaan tentunya akan turut mendorong harga sewa,” ujarnya.
Sementara itu, Associate Director Paramount Land M. Nawawi mengatakan bahwa secara umum perusahaan melihat pasar properti pada 2020 akan lebih bergairah sehingga bersikap lebih optimistis.
"Hal ini terlihat dari berbagai indikator seperti, penguatan rupiah sesuai dengan kondisi pasar, dan IHSG termasuk beberapa kebijakan BI [Bank Indonesia] yang telah menurunkan bunga acuan serta loan to value [LTV] atau uang muka beberapa waktu lalu," ungkapnya melalui siaran pers, Rabu (22/1/2020).