Bisnis.com, PEKANBARU - Sejak mulai dibangun pada 2017, ribuan pekerja dari PT Hutama Karya (Persero) dan sub kontraktornya, harus rela meninggalkan keluarga, dan berjuang menuntaskan pembangunan tol Pekanbaru-Dumai yang masuk dalam proyek strategis nasional.
Bisnis.com merangkum tiga kisah pekerja di proyek tol Pekdum, mulai dari surveyor sampai manajer.
Akira Qylansyah (foto kiri) asal Medan-Sumatera Utara. Ia telah bekerja sebagai Helper Surveyor selama 2 bulan, tugasnya membantu pertugas survei mengambil data aspal di Tol Pekdum Seksi 5-6. Akira mengaku merindukan ayahnya karena belum sempat pulang ke rumah. Akira Qylansyah (foto kanan) menunjukan foto keluarganya melalui perangkat telepon. BISNIS/Himawan L Nugraha
Salah satunya yaitu Akira Qylansyah. Pria asal Medan, Sumatra Utara ini sudah bekerja dua bulan di seksi 6 tol Pekdum. Tugasnya selama ini yaitu membantu pekerjaan surveyor mencatat hasil data aspal di proyek tol.
Lalu ada pula Luthfi Rahman asal Rao Sumatra Barat. Dia sudah bekerja lima bulan terakhir, dengan tanggung jawab yang sama dengan Akira.
Baca Juga
Kemudian Zakirman. Manajer teknik tol Pekdum seksi 5 dan 6 ini sudah datang ke Dumai, Riau sejak Maret 2018 lalu. Hampir dua tahun di lokasi proyek, membuat dirinya dan pekerja lain harus jauh dari keluarga di kampung halaman.
"Pekerja di sini [seksi 6], ada yang dari Jawa seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, lalu Medan, dan ada juga yang lokal Duri, Pekanbaru. Kami tinggal di sini disiapkan mess," ujarnya kepada tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019, Minggu (24/11/2019).
Dia mengaku untuk level manajer, sistem kerja dan liburnya yaitu 2 bulan kerja, lalu 7 hari off dan bisa izin pulang ke kampung halaman.
Luthfi Rahman (foto kiri) asal Rao-Sumatera Barat. Ia telah bekerja sebagai Helper Surveyor selama 5 bulan. Selama itu pula dia belum pulang ke rumah orang tuanya. (foto kanan) Luthfi Rahman (foto kanan) menunjukan foto keluarganya melalui perangkat telepon. BISNIS/Himawan L Nugraha
Selama bekerja di tol Pekdum, Zakirman mengaku memang harus menghadapi kondisi jauh dari keluarga. Namun hal itu tidak jadi penghalang baginya untuk menuntaskan pekerjaan yang sudah diamanatkan oleh Negara kepada perusahaan, yaitu PT Hutama Karya (Persero).
"Malah kondisi [jauh dari keluarga] ini menjadi tantangan, bagaimana kami memotivasi kontraktor dan seluruh pekerja, agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target, seperti akhir Desember ini satu sisi lajur tol seksi 5 dan 6 sudah fungsional untuk perusahaan," ujarnya.