Bisnis.com, JAKARTA — PT Brantas Abipraya (Persero) berencana menambah kepemilikan saham di beberapa badan usaha jalan tol dalam porsi minoritas. Penyertaan modal ke badan usaha jalan tol diharapkan bisa berdampak pada perolehan kontrak baru perseroan.
Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono mengatakan bahwa rencana akuisisi saham diarahkan pada badan usaha jalan tol (BUJT) yang belum beroperasi.
Dia berharap agar rencana penambahan kepemilikan saham di perusahaan jalan tol bisa terealisasi tahun ini.
"Kami tidak akan ambil mayoritas karena biasanya yang mayoritas itu jadi operator. Kami ambil di bawah 20 persen agar bisa feeding ke kontrak [perseroan]," ujarnya, Selasa (12/11/2019).
Bambang mengakui, salah satu ruas jalan tol yang diincar perseroan adalah jalan tol Probolinggo–Banyuwangi. Konsesi ruas tersebut dimiliki PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB). Di BUJT itu, Brantas Abipraya memiliki saham sebesar 5 persen.
Dalam catatan Bisnis, jalan tol Probolinggo–Banyuwangi akan dibangun sepanjang 173 kilometer. Jalan tol yang ditaksir menelan investasi Rp23 triliun ini akan menjadi jalan tol terpanjang di Jawa, mengalahkan rekor milik jalan tol Cikopo–Palimanan (116,75 kilometer).
Baca Juga
Selain ruas, Probolinggo–Banyuwangi, ruas Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) juga turut menjadi incaran Brantas Abipraya. Perseroan memiliki 10 persen saham di PT Citra Karya Jabar, pemegang konsesi jalan tol Cisumdawu.
Bambang tidak menyebut jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk penambahan saham di perusahaan jalan tol. Namun, dia memberi gambaran penyertaan modal di sektor tol hanya akan mencapai 5 persen hingga 10 persen dari total omzet perseroan.