Bisnis.com, BEKASI — Potensi harga properti setelah adanya Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati dan tol Cileunyi—Sumedang—Dawuan bisa makin menjulang. Harga lahan di sekitarnya bahkan bisa naik sampai lebih dari 100 persen.
Senior Director Leads Property Darsono Tan mengatakan bahwa keberadaan BIJB Kertajati memang untuk menampung Bandara Husein Sastranegara Bandung yang sudah penuh. Keberadaan bandara baru, jika pembangunannya berjalan lancar dan sesuai dengan rencana akan mengerek kenaikan harga lahan di sekitarnya.
"Namun, yang perlu diperhatikan, akses menuju ke sananya, tol Cisumdawu, harus jadi dulu. Setelahnya, properti yang berada di jalur itu pasti naik harganya menjulang," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (11/9/2019).
Secara historis, jika melihat pengembangan bandara besar seperti Soekarno-Hatta, keberadaan bandara lengkap dengan aksesnya bisa mendongrak harga lahan dari ratusan ribu rupiah per meter persegi sampai menjadi jutaan rupiah.
"Secara historikal naiknya enggak mungkin 10 persen—20 persen. Kalau sampai penerbangan konsisten dan pemerintah fokus dan penerbangan rutenya sampai 30 flight sehari, naiknya bisa ratusan persen. Sekarang saja sudah naik 2—3 kali lipat," ujar Darsono.
Darsono mengatakan bahwa dengan adanya tol Cisumdawu dan BIJB Kertajati, properti yang paling awal akan diuntungkan adalah perhotelan karena selain untuk transit penumpang pesawat, bisa juga digunakan sebagai rest area pengguna tol.
Baca Juga
"[Hotel] bintang 2 dan bintang 3 itu pasti laku keras, tapi tidak menutup kemungkinan untuk yang bintang 4 karena di kawasan aerotropolis ada standar penginapan untuk petigas bandara seperti pilot dan pramugari harus bintang 4."
Aerotropolis adalah sebuah kota dengan tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandara.
Selain hotel, properti ritel juga akan mengalami lonjakan, terurama untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman penghuni hotel. Nantinya, kata Darsono, di sekitar hotel bisa dibuat mal atau pusat oleh-oleh.
Direktur PT Jababeka Tbk. Sutedja Darmono juga pernah menyebutkan bahwa potensi investasi properti Jawa Barat saat ini makin bersinar setelah pemerintah sedang menyiapkan dua lokasi utama untuk pengembangan skala kota baru yang bisa menjadi sasaran empuk bagi investor baik dari lokal maupun asing.
Dua lokasi tersebut yaitu Bekasi, Karawang, dan Purwakarta (Bekapur) dan Cirebon, Patimban, dan Kertajati (Rebana).