Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyatakan segera merampungkan koordinasi terkait penyerapan garam rakyat untuk periode 2019-2020, yang diestimasi setidaknya 1 juta ton hingga 1,1 juta ton.
“Bisa saja [lebih tinggi], kan kita tidak bisa batasi. Ini tergantung sektor bisnisnya juga, cuma ketika garam itu dibeli pemanfaatannya ke mana, siapa yang mau pakai, makanya kualitasnya juga ditingkatkan,” kata Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam (AIPGI) Tony Tanduk ketika dihubungi Bisnis, Rabu (10/7/2019).
Tony mengakui kualitas garam rakyat telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, menurutnya, peningkatan tersebut perlu lebih digenjot agar pemanfaatannya kian maksimal.
Dia juga berharap pemanfaatan gudang-gudang garam nasional yang menjadi binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa terus diperluas dalam proses perniagaan garam.
Adapun, jumlah kebutuhan garam industri tahun ini diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Menurutnya, kebutuhan industri bisa mencapai 3,2 juta ton tergantung kondisi produksi masing-masing pelaku.
Seperti diketahui, jumlah impor garam yang disetujui pemerintah tahun ini adalah 2,724 juta ton atau beda tipis dengan realisasi impor tahun lalu sebesar 2,718 juta ton. Adapun usulan industri untuk menambah kuota impor sebesar 400.000 ton tahun ini, menurut Tony, belum dibahas lebih lanjut.
Baca Juga
“Kelihatannya belum, karena kita kan juga mau mengoptimalkan penyerapan,” ujarnya.