Bisnis.com, JAKARTA - Target kunjungan wisman tahun 2024 mendatang dipatok melesat cukup jauh yakni 35 juta pengunjung. Memang tidak mudah karena beberapa kendala seperti bencana alam dan sejenisnya bisa saja terjadi.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sekaligus Ketua Pokja Industri Pariwisata Nasional KEIN Dony Oskaria optimistis bisa mencapai target itu dengan cara fokus mengembangkan destinasi prioritas.
Indonesia, menurutnya, harus serius berguru pada Prancis untuk mendatangkan wisatawan level dunia. Prancis sanggup menyedot wisman lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya sendiri.
Wisatawan asing datang tidak cuma karena keindahan alamnya saja tetapi lebih karena kreativitas negaranya dalam membangun ekosistem pariwisata, mulai dari pembenahan aksesibilitas dan amenitas, pengemasan yang berkelas sampai pada atraksi ikonik.
Berdasarkan data World Tourism Organization, Prancis mampu menyedot wisman 86,9 juta pada 2017, berikutnya dalam lima besar ada Spanyol 81,8 juta, Amerika Serikat 76,9 juta, Tiongkok 60,7 juta dan Italia 58,3 juta.
"Sementara kita, kunjungan wisman ke Indonesia hanya terealisasi 15,8 juta dari target 17 juta pada 2018," ucap pria yang sempat menjabat sebagai Komisaris Garuda ini dalam keterangan pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (28/6/2019).
Baca Juga
Menurut Dony, untuk mengatasi lambatnya pertumbuhan wisman ini, pemerintah harus benar-benar fokus mengembangkan destinasi prioritas berdasarkan kesiapan ekosistem pariwisata di setiap kawasan.
Kawasan tersebut misalnya Jakarta, Bali, Bandung, Joglosemar, Bromo, Tengger, Manado dan lain-lain.
Kawasan yang ekosistemnya telah mumpuni, katanya, harus disempurnakan kemudian dirumuskan strategi pemasarannya, dilakukan mapping, kemudian baru didorong untuk promosi dan sales sesuai target pasar.
Donny sangat yakin dengan mengembangkan dan memrioritaskan daerah-daerah tersebut secara serius maka angka 35 juta wisaman lima tahun mendatang sangat mungkin diraih.
Keyakinan tersebut, kata Dony, karena daerah-daerah destinasi tersebut menguasai lebih dari 60 persen total wisman yang datang dan ekosistemnya telah terbentuk.
"Wisman tidak datang hanya karena alasan satu destinasi, tapi karena adanya destinasi utama, destinasi pendukung, dan ekosistem kepariwisataan yang sudah ada, mulai dari aksesibilitas amenitas dan berbagai atraksi yang unik," ujarnya.
Daerah yang siap tersebut hanya tinggal dibenahi dan dilengkapi ekosistemnya, ditentukan target pasar utamanya, di-create paket-paket menarik, lalu di-push promo dan pemasarannya di negara-negara target pasar.
Dengan pendekatan fokus pada destinasi dan daerah prioritas untuk dikembangkan dalam lima tahun, Dony yakin ketujuh daerah tadi akan mengalami lonjakan wisman yang sangat besar.
"Dengan begitu, angka 35 juta di tahun 2024 menjadi sangat mungkin untuk diraih," tutur Dony.