Bisnis.com, JAKARTA -- Pada arus mudik dan arus balik musim lebaran 2019 lalu, jalan tol Palembang - Indralaya sempat menjadi sorotan karena juga menjadi primadona bagi para pemudik karena mampu mempersingkat waktu perjalanan.
Project Manager Tol Palembang Indralaya Hutama Karya, Hasan Turcahyo mengatakan bahwa pada grafik volume lalu lintas, realisasi lebaran 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi lebaran 2018, bahkan rencana lebaran 2019.
"Realisasi volume lalu lintas tertinggi sebelum lebaran itu terjadi pada H-4 yakni 14.989 kendaraan, sementara setelah lebaran tertinggi yakni pada H+3 yakni sebanyak 21.061 kendaraan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (17/6/2019).
Peningkatan pengunaan tol Palindra ini didorong oleh tol Palembang-Lampung yang telah beroperasi secara fungsional. Hanya ada hambatan seperti kartu uang elektronik yang belum terisi bahkan belum memiliki kartu.
Ruas fungsional yang dimaksud adalah ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang sepanjang 99 km, ruas Pematang Panggang - Kayu Agung sepanjang 87 km dan ruas Kayu Agung - Palembang sepanjang 40 km.
Hasan menambahkan, pemudik yang melintasi tol Palindra ini berasal dari beberapa daerah seperti Jambi, Bangka, Pekanbaru, Padang dan Palembang. Selain itu, tidak ada kecelakaan yang terjadi pada jalan tol Palembang-Indralaya sepanjang musim lebaran 2019 ini.
Baca Juga
Sebagai informasi, hingga saat ini, Hutama Karya tengah membangun 529 kilometer Jalan Tol Trans-Sumatera, dengan 47 kilometer Jalan Tol Trans-Sumatera yang sudah beroperasi penuh.
Beberapa ruas yang tengah dibangun adalah ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang - Kayu Agung sepanjang 189 kilometer ruas Padang-Sicincin (bagian dari ruas Padang-Pekanbaru) sepanjang 31 km, ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km, ruas Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 98 km, ruas Medan-Binjai (Helvetia sampai junction Tj. Mulia) sepanjang 6 km, serta ruas Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km.
Sesuai dengan mandat pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 100/2014 yang diperbaharui melalui Peraturan Presiden No. 117/2015, Hutama Karya mendapat penugasan pembangunan dan pengusahaan 24 ruas jalan tol Trans-Sumatra sepanjang kurang lebih 2.770 kilometer (km) dengan prioritas pada 8 ruas sepanjang kurang lebih 644 km.