Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan pasar apartemen di Jakarta tidak banyak berubah dibandingkan dengan pada kuartal sebelumnya, dengan karakteristik penyerapan yang lambat.
Colliers International dalam laporannya menyebutkan bahwa rata-rata tingkat serapan apartemen di Jakarta berada di kisaran 85 persen – 86 persen pada akhir 2019 dan akan meningkat jadi 87 persen – 89 persen pada 2020 karena pemerintahan yang baru diprediksi sudah mantap.
“Kami memprediksikan akan ada total 37.124 unit apartemen Jakarta yang selesai sepanjang 2019 sampai 2021, 15.821 unit tahun ini, 11.834 unit pada 2020, dan 9.469 unit pada 2021,” ungkap Ferry Salanto, Senior Associate Director Collierss International Indonesia beberapa waktu lalu.
Menurut Ferry, tidak banyak perubahan yang terjadi dari sisi permintaan properti pada kuartal I/2019 karena adanya kemungkinan penjualan tahun ini akan didominasi oleh konsumen end-user dibandingkan dengan investor.
Selain itu, melihat kondisi pasar properti yang makin kompetitif, pengembang cenderung berfokus meluncurkan produk-produknya yang berdekatan dengan pengembangan infrastruktur dan menonjolkan proyek-proyek yang sudah selesai di bangun sebagai strategi untuk menjual produknya.
“Harapannya akan ada rencana-rencana dari pengembang dan pemerintah terutama untuk mendongkrak tingkat permintaan properti misalnya dengan menerapkan regulasi properti untuk asing, mengurangi pajak properti, dan menurunkan suku bunga, itu bisa sangat membantu,” sambungnya.
Dari sisi apartemen sewa, diperkirakan tingkat sewa akan tetap stabil sepanjang 2019 dan secara keseluruhan hanya akan naik tipis sekitar 2% - 3%. Sedangkan untuk tipe strata, harganya juga diperkirakan akan flat karena sentimen industri properti dan ketidakpastian di tahun politik.
Colliers Internationals memproyeksikan harga apartemen akan tetap stagnan dengan kenaikan hanya 3 persen – 4 persen sebelum kemudian mulai merangkak perlahan naik 5 persen hingga 6 persen pada 2020 sampai dengan 2021.