Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Perindustrian Airlanga Hartarto membuka pameran mebel dan kerajinan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019 di JIExpo, Jakarta. Pameran tersebut berlangsung pada 11--14 Maret 2019 dengan mengusung tema Redefine, Inspire, Innovation.
Pameran IFEX digelar oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bekerja sama dengan PT Dyandra Promosindo.
Dalam sambutannya, Airlangga mengatakan bahwa pada tahun lalu transaksi yang dihasilkan pada pameran ini sekitar US$350 juta. Efek 6 bulan selanjutnya bisa mencapai US$800 juta.
"Dengan pameran ini diharapkan penjualan ekspor ini bisa naik, ekspor tahun lalu US$1,69 miliar," ujarnya, Senin (11/3/2019).
Melalui pameran ini, Airlangga mendorong para pelaku industri mebel dalam negeri untuk meningkatkan kreativitas pengusaha dalam menarik para buyer. Apalagi, IFEX merupakan pameran mebel terbesar di Asia Tenggara dan mengungguli pameran serupa di Singapura.
Industri furnitur dalam negeri memiliki potensi untuk berkembang, terutama dengan produk rotan yang didukung dengan ketersediaan bahan baku dalam negeri. Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia dengan daerah penghasil tersebar di berbagai pulau, terutama Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
"Ke depan, signature product kita yang berupa rotan akan ditingkatkan lagi, seperti di Jawa Tengah, Cirebon, dan tempat lain,"kata Airlangga.
Komitmen pemerintah untuk mendorong industri mebel antara lain dengan membangun klaster furnitur dan politeknik mebel di Kendal. Selain itu, pemerintah juga berupaya mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan memprioritaskan penggunaan produk-produk nasional.
Beberapa waktu lalu, pemerintah juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Australia Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang membuka peluang ekspor mebel ke negara tersebut.
"Ini akan menjadi pasar untuk furnitur Indonesia. Diharapkan 3--4 bulan ke depan bisa diratifikasi parlemen kedua negara," tuturnya.