Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) membantah perlambatan jumlah penumpang disebabkan oleh penaikan harga tiket.
Ketua Umum INACA IGN Askhara Danadiputra mengatakan penurunan jumlah penumpang pesawat udara tidak hanya terjadi saat akhir tahun, tetapi sudah terjadi sepanjang tahun lalu. Terlebih, terjadinya musibah kecelakaan pesawat juga mempengaruhi psikologis penumpang moda transportasi udara.
"Beberapa insiden dan kecelakaan pesawat membuat penumpang, terutama segmen pasar LCC yang menahan untuk bepergian. Selain itu, penurunan juga disebabkan ratusan ribu jemaah umroh yang gagal berangkat karena agen travel yang tersandung kasus penipuan," kata pria yang akrab disapa Ari Askhara, Selasa (5/2/2019).
Dia juga menyoroti soal adanya tren perubahan perjalanan wisatawan nusantara yang beralih ke rute penerbangan internasional. Penerbangan internasional mengalami kenaikan baik dari sisi jumlah penerbangan maupun di sisi jumlah penumpang.
Pihaknya mencontohkan saat masa angkutan Natal dan Tahun Baru beberapa waktu lalu yang terjadi pertumbuhan signifikan pada penerbangan internasional baik dari sisi jumlah pesawat maupun penumpangnya. Hal tersebut membuat porsi penumpang domestik berkurang.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang berangkat luar negeri, yakni 680.666 orang tumbuh 14,12% dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama. Sementara, jumlah penerbangan yang melayani keberangkatan tersebut mencapai 4.427 penerbangan, naik 8,45% dibanding tahun lalu yang hanya 4.082 penerbangan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti melaporkan jumlah penumpang penerbangan komersial dari Januari hingga November 2018 hanya sebesar 126 juta orang, atau masih jauh dari target akhir tahun yakni sejumlah 142 juta orang.