Bisnis.com, JAKARTA – Program Jembatan Udara perlu mempertimbangkan faktor ketersediaan dan kondisi lapangan atau tempat pendaratan pesawat terbang dalam pemilihan jenis pesawat.
Ketua Umum Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan beberapa jenis pesawat seperti Boeing 733-F memerlukan landas pacu yang tidak tersedia di beberapa bandara Papua.
Padahal tipe tersebut yang digunakan untuk moda pengiriman dan sedang dalam mencari pemenang tender.
“Pertimbangan penting lainnya adalah harga beli, kapasitas angkut, jarak jelajah, dan biaya operasional. Selain itu, masalah perawatan dan ketersediaan suku cadang pesawat juga harus dipertimbangkan,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (8/3/2018).
Menurut Setijadi, helikopter menjadi pilihan terbaik saat ini untuk beberapa wilayah pedalaman di Papua atupun daerah terluar dan terpencil lainnya yang tidak mempunyai landasan pacu.
Dalam jangka menengah pemerintah juga perlu menyiapkan infrastruktur, terutama bandara yang memadai sehingga pengiriman barang dapat dilakukan menggunakan pesawat berkapasitas besar.
Setijadi menambahkan perlu ada pengembangan moda transportasi lainnya, termasuk transportasi kereta api dan air sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
Meski begitu SCI mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan dan menurunkan disparitas harga terutama di Papua dengan Program Tol Laut dan Jembatan Udara.
“Kombinasi kedua program itu diharapkan menurunkan permasalahan tersebut, termasuk di wilayah-wilayah pedalaman karena banyak wilayah terpencil yang masih sulit dijangkau dengan transportasi darat atau sungai,” ujarnya.