Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Spekulasi, BOJ Pertahankan Stimulus & Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jepang

Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk tidak mengubah stimulus moneternya serta mempertahankan proyeksi harga dan ekonominya.
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk tidak mengubah stimulus moneternya serta mempertahankan proyeksi harga dan ekonominya.

Seperti yang telah diprediksi seluruh ekonom dalam survei Bloomberg, bank sentral Jepang tersebut mempertahankan tingkat suku bunga -0,1% beserta kebijakan pembelian aset.

Perkiraaan inflasi pun sedikit banyak tidak berubah, dibandingkan dengan penilaian sebelumnya yang cenderung melemah, meski risiko terhadap harga tetap condong ke sisi negatifnya.

BOJ juga memproyeksikan ekonomi negeri sakura akan tumbuh 1,4% pada tahun fiskal yang dimulai bulan April, dengan inflasi 1,4% selama periode yang sama.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa BOJ tidak dalam posisi untuk mempertimbangkan keluar dari kebijakan saat ini setelah dewan BOJ memilih untuk mempertahankan suku bunga dan pembelian aset pada tingkat saat ini.

Dia menegaskan BOJ berkomitmen atas pelonggaran moneter yang kuat, dengan mengatakan masih ada gap untuk memenuhi target inflasi.

Kuroda pun menyatakan bahwa BOJ memantau pergerakan pasar mata uang negara tersebut. Kinerja yen, yang sempat menguat ke posisi 110,54 saat pasar bereaksi terhadap pandangan ekspektasi harga BOJ, berbalik melemah menyusul komentar Kuroda tersebut.

Nilai tukar yen terpantau terdepresiasi tipis 0,03% atau 0,03 poin ke level 110,96 per dolar AS pada pukul 15.28 WIB, setelah dibuka dengan apresiasi 0,01% di posisi 110,92.

“Keputusan tersebut menegaskan bahwa BOJ tidak menginginkan adanya spekulasi tentang langkah pengetatan dini saat ini,” kata Hiromichi Shirakawa, kepala ekonom Jepang di Credit Suisse Group AG dan seorang mantan pejabat BOJ.

“BOJ bisa menaikkan proyeksi pertumbuhannya, mengingat data ekonomi baru-baru ini, tapi kemudian memutuskan tidak karena khawatir memicu spekulasi mengenai normalisasi kebijakan. Yang paling dikhawatirkan adalah penguatan yen,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/1/2018).

Dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang perlahan naik, sejumlah investor sebelumnya telah berspekulasi bahwa BOJ akan mulai menormalkan kebijakan moneter ultra longgarnya.

Namun, beberapa ekonom melihat potensi pengetatan di masa mendatang. Hampir separuh dari ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan bahwa langkah pertama pengetatan akan dilakukan menjelang akhir tahun ini.

Bahkan sebagian kecil pembuat kebijakan BOJ, menurut sumber terkait, menyatakan perlunya pembahasan di masa mendatang tentang normalisasi kebijakan, meski mereka sepakat bahwa program stimulus harus terus dipertahankan untuk beberapa lama.

Sementara itu, bank sentral negara lainnya sedang atau telah mengambil langkah pengetatan. The Fed diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga acuannya tahun ini, Bank of Canada menaikkan target suku bunga overnight pekan lalu, sedangkan sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa menyerukan penghentian pembelian aset menjelang pertemuan kebijakan akhir pekan ini.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper