Bisnis.com, JAKARTA - Kadin Indonesia mengincar investasi India di sektor manufaktur CPO, farmasi, dan industri pendukung pertanian di Indonesia.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan Indonesia bisa mengambil manfaat dari pertumbuhan pesat industri manufaktur di India.
Sektor manufaktur di India, jelasnya, diperkirakan tumbuh 9,3% pada 2016. Pertumbuhan yang pesat tersebut menunjukkan potensi investasi dari India di sektor manufaktur Indonesia.
“Industri India perlu meningkatkan investasi di sektor manufaktur antara lain kilang, tekstil, dan pengolahan makanan,” kata Rosan dalam siaran pers Kadin, Rabu (14/12/2016).
Area lain yang bisa menjadi fokus kerja sama India-Indonesia di sektor manufaktur adalah industri penunjang sektor pertanian termasuk pupuk, mesin pertanian, dan gula.
Pengusaha India juga berpotensi masuk dan berinvestasi di sektor industri minyak kelapa sawit dan turunannya sebagai salah satu solusi kekurangan pasok minyak nabati di negara tersebut.
Selain itu, Rosan mengatakan India memiliki kekuatan di sektor industri farmasi dan bahan baku farmasi. Perusahaan India memiliki keterampilan dan teknologi yang bisa meningkatkan daya saing industri farmasi di Indonesia.
“Mengingat sektor farmasi sangat diatur di Indonesia, situasi yang kondusif harus dibangun guna memungkinkan masuknya perusahaan farmasi Indonesia, khususnya dalam hal registrasi produk,” katanya.
Rosan mengatakan pada tahap awal pemerintah bisa menunjuk instansi untuk bekerja sama dengan Pharmexcil, dewan promosi ekspor produk farmasi India, untuk mengidentifikasi obat tertentu yang bisa Indonesia impor dari India.