Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Feedloter: Kontribusi Kami Hanya 18%, Mana Mungkin Bikin Harga Daging Mahal?

Pelaku usaha penggemukan sapi alias feedloter menolak disebut sebagai penyebab harga daging mahal di Tanah Air.n
Daging sapi segar/Ilustrasi-Antara
Daging sapi segar/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha penggemukan sapi alias feedloter menolak disebut sebagai penyebab harga daging mahal di Tanah Air.

Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Joni Liano mengatakan feedloter hanya menyumbang 18% terhadap total kebutuhan daging tahun ini 652.000 ton. Selebihnya dipasok oleh sapi lokal dan daging beku impor.

"Feedloter tidak bisa menentukan pengendalian harga. Kontribusi kami hanya 18%. Kami menyesalkan kalau pemerintah selalu mengambinghitamkan," ungkapnya saat dihubungi, Selasa (19/7/2016).

Joni menuturkan penentuan harga sapi selama ini transparan sejak sapi diimpor dalam bentuk bakalan hingga digemukkan di dalam negeri dan dijual ke pasar domestik.

Menurutnya, daftar harga per ekor sapi bakalan di Australia sangat transparan. Saat melapor ke Ditjen Bea dan Cukai pun, importir mencantumkan harga yang selanjutnya menjadi dasar pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 5%. Harga pakan di dalam negeri pun menurutnya cukup transparan.

Pemerintah pekan lalu mengumumkan rencana impor sapi siap potong sebagai cara menurunkan harga daging yang terus-menerus bertengger tinggi. Kebijakan itu sekaligus untuk memotong rantai pasokan feedloter yang dianggap pemerintah sebagai biang kerok mahalnya harga daging.

"Impor sapi bakalan yang tadinya diharapkan memberikan nilai tambah di dalam negeri melalui usaha penggemukan, justru membuat harga daging di dalam negeri tinggi," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Semarang pekan lalu (Bisnis, 14/7/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper