Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Minta INPEX Rampungkan FEED Blok Masela Akhir 2025

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta INPEX menyelesaikan FEED Blok Masela akhir 2025 agar tender pengadaan dimulai 2026, dengan target produksi 2030.
INPEX Masela, LTD.  dan mitra kerja sama, yaitu Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan Petronas Masela Sdn.
Bhd.  mengumumkan dimulainya fase Inisiasi Onshore LNG Front-End Engineering Design (FEED OLNG) untuk pengembangan Proyek LNG Abadi Masela di Jakarta, Rabu (9/4/2025)./Istimewa
INPEX Masela, LTD. dan mitra kerja sama, yaitu Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. mengumumkan dimulainya fase Inisiasi Onshore LNG Front-End Engineering Design (FEED OLNG) untuk pengembangan Proyek LNG Abadi Masela di Jakarta, Rabu (9/4/2025)./Istimewa
Ringkasan Berita
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta INPEX menyelesaikan Front-End Engineering Design (FEED) untuk Lapangan Abadi, Blok Masela, pada akhir 2025 agar tender pengadaan bisa dimulai pada 2026.
  • FEED Lapangan Abadi akan mencakup pengerjaan Onshore LNG, Subsea Umblical Riser & flowline (SURF), dan gas export pipelines, dengan target onstream paling lambat 2030.
  • Proyek Gas Abadi, yang dikelola INPEX bersama Pertamina dan Petronas, diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional dengan kapasitas produksi LNG 9,5 juta metrik ton per tahun dan penyaluran gas pipa 150 juta MMSCFD.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta INPEX Corporation (INPEX) melalui anak usahanya INPEX Masela Ltd. merampungkan Front-End Engineering Design (FEED) pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela akhir tahun ini.

Instruksi Bahlil itu disampaikan oleh Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Semester I/2025 di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Menurut Djoko, Bahlil meminta FEED Lapangan Abadi segara rampung agar tender pengadaan barang dan jasa bisa dimulai pada 2026.

"Ini sebentar lagi akan ditandatangani pemenang tender untuk FEED, dan Bapak Menteri [Bahlil] minta FEED ini bisa selesai pada akhir tahun ini, sehingga 2026 sudah mulai tender-tender pengadaan barang dan jasanya," ucap Djoko. 

Adapun FEED Lapangan Abadi itu nantinya mencakup pengerjaan Onshore LNG, Subsea Umblical Riser & flowline (SURF) hingga gas export pipelines. Djoko juga menyebut keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) Lapangan Abadi ditargetkan bisa diteken tahun depan.

Menurutnya, target tersebut harus dicapai agar Lapangan Abadi bisa onstream paling lambat pada 2030.

"Diharapkan onstream paling telat 2030, kalau bisa dipercepat Alhamdulillah. Dan ini bisa nambah kondensat tadi 35.000 [barel per hari/BCPD] dari puncaknya," ucap Djoko.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor energi, Proyek Gas Abadi dinilai memainkan peran penting dalam mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis energi bersih.  

Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train likuifaksi LNG di darat dengan total kapasitas produksi sebesar 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari (BCPD). 

Adapun INPEX mengelola Lapangan Gas Abadi dengan partisipasi 65%, bersama mitra Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%).

Sebelumnya, Executive Project Director INPEX Masela Jarrad Blinco mengatakan proyek Abadi merupakan proyek strategis yang sangat penting, baik bagi INPEX maupun Indonesia. 

Jarrad mengatakan proyek ini membutuhkan perencanaan logistik dan teknis yang presisi. Ini mengingat lokasinya yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, wilayah yang lokasinya jauh dari pusat aktivitas utama. 

"Salah satunya adalah tantangan teknis di mana pipa harus melintasi Palung Tanimbar dengan kedalaman lebih dari 1.500 meter," ujar Blinco melalui keterangan resmi dikutip Rabu (9/7/2025).

Dia pun meyakini bahwa proyek ini akan menjadi salah satu kontributor utama dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Menurut Blinco, hal ini bisa terwujud dengan sinergi bersama para mitra dan dukungan kuat dari pemerintah melalui SKK Migas. 

"Kami bertekad untuk merealisasikan proyek ini agar dapat segera memasuki tahap produksi. Saat ini, kami sedang menyelesaikan tahap akhir proses tender dan dalam waktu dekat akan memulai fase Front-End Engineering Design (FEED), yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan proyek ini," kata Blinco.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro