Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov NTB Berencana Lepas Saham Newmont. Kurtubi Minta Calon Pembeli Dibuka

Meski mendukung lLangkah gubernur dan DPRD NTB melepas kepemilikan daerah itu atas saham PT Newmont, anggota DPR RI Kurtubi meminta pemerintah membuka siapa yang akan pembeli saham pemerintah daerah tersebut.
Lokasi pertambangan Newmont Nusa Tenggara
Lokasi pertambangan Newmont Nusa Tenggara

Bisnis.com, MATARAM - Meski mendukung lLangkah gubernur dan DPRD NTB melepas kepemilikan daerah itu atas saham PT Newmont, anggota DPR RI Kurtubi meminta pemerintah membuka siapa yang akan pembeli saham pemerintah daerah tersebut.

Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mendukung langkah Gubernur TGH M Zainul Majdi dan DPRD Nusa Tenggara Barat untuk menjual 6% saham milik daerah di PT Newmont Nusa Tenggara.

"Kalau gubernur dan DPRD sudah setuju untuk menjual, saya mendukung," kata Kurtubi usai berbuka puasa dan shalat terawih di Mataram, Minggu (12/6/2016).

Menurut Kurtubi, sebelum memutuskan untuk melepas kepemilikan saham di PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), tentu pemerintah provinsi dan DPRD sudah melakukan perhitungan, kajian dan analisa yang matang. Sehingga, ia meminta semua pihak juga memahami keputusan yang sudah diambil pemerintah daerah dan DPRD tersebut.

"Kita juga harus tahu, sejarah divestasi saham itu, pemerintah provinsi tidak memiliki sepeser pun uang, karena dari APBD saja mustahil bisa membayar. Daerah yang kaya saja, seperti di Kalimantan Timur tidak pernah menggunakan uang APBD untuk membeli saham," jelasnya.

Politisi NasDem ini menambahkan, meski sangat setuju dengan sikap eksekutif dan legislatif NTB itu, ia mengusulkan pemerintah daerah tetap menagih dividen kepada PT Multicapital yang belum juga disetorkan kepada daerah.

"Rencana daerah dan swasta untuk membeli saham ketika itu sudah selesai. Di awal dividen lancar, tetapi belakangan selama 3 tahun mandek. Kalaupun di katakan ada tetapi (dividen) dari keluarga Bakrie selaku pemilik PT Multicapital tetapi tidak pernah jelas, meski pemda sudah klarifikasi dan Newmont sudah membayar," urai Kurtubi.

Selain mendesak pemerintah provinsi tetap menagih dividen ke Multicapital, Kurtubi juga menyarankan pemerintah lebih transparan membuka siapa sebenarnya pihak yang tertarik maupun akan membeli saham tersebut.

"Publik perlu tahu siapa yang akan membeli saham mayoritas milik daerah itu, sehingga ada kejelasan," ujarnya.

Di samping itu, ia juga mendesak siapa pun nantinya pembeli saham itu, pemerintah harus menekan pemilik baru untuk membuat smelter di NTB, sehingga jika itu terjadi akan memicu kawasan ekonomi baru di daerah.

"Harapan saya, siapa pun nanti yang membeli saham itu, harus bangun smelter di Sumbawa. Mengingat tambang nanti tidak hanya di lokasinya yang sekarang Batu Hijau, tetapi akan bergeser ke Dodo dan Rinti di Sumbawa yang diketahui cadangannya lebih besar," kata dia.

Diketahui sembilan dari 10 fraksi di DPRD NTB sepakat melepas 6% saham milik PT Daerah Maju Bersaing (PT DMB) di PT NNT.

"Dengan peta dukungan saat ini di DPRD minus Fraksi PDIP, dipastikan penjualan 6% saham milik tiga daerah, Provinsi NTB, Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa akan jadi kenyataan," kata Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi.

Menurut dia, sebanyak 5 Ketua Komisi telah sepakat memberikan persetujuan. Begitu juga dengan Fraksi Demokrat, Golkar, PKS, Gerindra, PPP, PKB, Hanura, PAN, dan Fraksi Bintang Restorasi.

Sementara, terkait dengan Fraksi PDI-P yang belum juga memberikan persetujuan, Mori mengatakan, kemungkinan minggu ini sudah harus segera diambil sikap yang jelas dan tegas. Namun demikian, apabila minggu ini PDI-P tidak juga setuju, maka rapat sebelumnya diambil sebagai keputusan mayoritas.

"Dengan ada atau tidak Fraksi PDIP, DPRD tidak perlu lagi sidang paripurna untuk mengambil keputusan, cukup rapat pimpinan yang sudah diputuskan minggu lalu pelepasan 6% saham sudah bisa dilaksanakan," jelas Mori.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper