Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengajak masyarakat Indonesia untuk optimistis dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan mengaku yakin tenaga kerja Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lainnya.
"MEA kita lihat secara optimis. Kita tetap melihat ini sebagai peluang dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja kita," ungkap Menaker dalam perbincangan di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Implementasi MEA sejak akhir tahun 2015 menyebabkan keterbukaan arus keluar masuk barang, jasa dan investasi di kawasan negara-negara anggota ASEAN yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Penerapan MEA tersebut merupakan kelanjutan dari implementasi Komunitas ASEAN yang didasari oleh tiga pilar yaitu politik dan keamanan, sosial-kultural dan ekonomi.
Menaker juga meminta masyarakat untuk tidak perlu takut dengan keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) pascapemberlakuan MEA.
Ia menyebut TKA yang datang ke Indonesia merupakan TKA yang telah memenuhi persyaratan ketat, selain itu, tidak semua posisi dan ruang kerja dapat diisi oleh TKA.
"Saat ini banyak pandangan yang kurang tepat di tengah-tengah masyarakat Indonesia, dengan anggapan bahwa liberalisasi dalam MEA ini akan membuka peluang bagi TKA untuk mudah masuk ke Indonesia dan bekerja di semua sektor," lanjut Menaker.
Hanif menegaskan bahwa tenaga kerja Indonesia tidak kalah kompetitif dari tenaga kerja negara-negara lain namun tetap mengimbau tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensi misalkan penguasaan bahasa asing.
HANIF DHAKIRI: Optimistislah Hadapi MEA
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengajak masyarakat Indonesia untuk optimistis dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan mengaku yakin tenaga kerja Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium