Bisnis.com, JAKARTA – Tenaga kerja high tech dinilai belum mampu bersaing dalam MEA. Selain karena masih buruk secara kualitas, jumlah ketersediaan tenaga kerja sektor ini juga masih sangat minim.
"High tech kita, yang berbau teknologi tinggi, skill tinggi, masih sangat lemah. Kita ini masih low skill. Kalau tidak dibenahi Indonesia hanya menjadi objek saja, karena mayoritas low skill," kata CEO General Electric Indonesia Handry Satriago, Selasa (10/3/2015).
Menurutnya, minimnya dukungan pemerintah dan buruknya etos kerja membuat Indonesia kekurangan tenaga kerja high tech. Dia menambahkan, mayortas tenaga kerja lokal selalu berorientasi pada target, di mana pekerjaan yang dilakukan hanya mengacu pada target yang ditetapkan dan tidak pernah berupaya untuk melampaui target yang ada.
“High tech kita, yang berbau teknologi tinggi, skill tinggi, masih sangat lemah. Kita ini masih low skill. Kalau tidak dibenahi Indonesia hanya menjadi objek saja, karena mayoritas low skill,” ujarnya.
Handry menambahkan, pemerintah harus mendukung penuh peran swasta untuk menciptakan tenaga kerja ahndal yang siap bersaing di level Asean. Sebab jika hanya mengandalkan pemerintah maka tenaga kerja yang tersedia masih berketerampilan rendah.
“Indonesia harus punya banyak pabrik talenta, jadi swasta tidak hanya investasi alat, mesin, tapi juga melahirkan tenaga kerja high skill. Ini tidak bisa diserahkan ke pemerintah saja.”
Kualitas Tenaga Kerja Teknologi Tinggi Masih Buruk
Tenaga kerja high tech dinilai belum mampu bersaing dalam MEA. Selain karena masih buruk secara kualitas, jumlah ketersediaan tenaga kerja sektor ini juga masih sangat minim.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Ramalan Nasib United Tractors (UNTR) 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Industri Petrokimia Menanti Momentum Pemulihan Tekstil
8 jam yang lalu