Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia telah mencapai kemajuan terbesar di antara negara-negara Asia dalam mengembangkan dan memanfaatkan talenta selama dekade terakhir.
Hal tersebut diungkapkan dalam laporan INSEAD, universitas bisnis di Fontainebleau, Prancis, yang berjudul Global Talent Competitiveness Index, di mana Indonesia telah naik sebanyak 14 peringkat.
Indonesia kemudian menjadi negara dengan peraih kenaikan peringkat terbesar kedua di dunia, setelah Albania yang melonjak 16 peringkat. Namun di lain sisi, Indonesia menempati peringkat ke-75 dari 113 negara.
Negara-negara kaya kemudian mendominasi lanskap talenta global. Swiss menduduki peringkat ke atas setiap tahunnya, yang kemudian diikuti oleh Singapura dan Amerika Serikat (AS).
Namun negara-negara berkembang, seperti Indonesia, telah mengambil langkah terbesar dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan lapangan kerja.
Indonesia juga masih tertinggal dalam keterampilan tingkat tinggi, yang dibutuhkan oleh pekerja berpengetahuan dalam peran professional, manajerial atau kepemimpinan.
Baca Juga
Dalam laporan terpisah oleh HSBC Holdings Plc. lebih dari 70% angkatan kerja Indonesia berada di sektor bergaji rendah seperti pertanian dan konstruksi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berkomitmen pada upaya hilirisasi untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan pekerja lokal.
“Jika Indonesia mencapai kemajuan dalam meningkatkan daya saing talenta, gaji pekerja, dan produktivitas, dengan jumlah penduduk yang besar, maka Indonesia dapat memperoleh dividen demografis,” jelas direktur akademik indeks INSEAD, Felipe Monteiro, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/12/2023).
Dia menuturkan bahwa hal ini menciptakan siklus positif produk domestik bruto (PDB) yang lebih tinggi, yang menarik talenta yang pada gilirannya dapat mendorong PDB yang lebih tinggi.
Menurutnya, dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa dan dua pertiga adalah usia kerja, maka Indonesia memiliki potensi untuk membuka pertumbuhan ekonomi seperti yang dilakukan China.
Otomasi dan kecerdasan buatan juga dinilai memberikan peluang bagi Indonesia untuk dengan cepat melakukan perpindahan tenaga kerja, karena semakin sedikitnya sistem lama yang dapat menghambat pelatihan ulang.
“Ketika Anda mengalami transformasi besar seperti ini, selalu ada peluang bagi pasar negara berkembang untuk melakukan lompatan besar,” terangnya.