Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memperkirakan kuota bahan bakar minyak bersubsidi pada 2015 hanya 17,85 juta kiloliter atau turun 62% dibandingkan realisasi 2014 sebesar 46,48 juta kiloliter.
Wakil Presiden Senior Pemasaran dan Distribusi BBM Pertamina Suhartoko sebelum rapat dengan Komisi VII DPR mengatakan pada 2015 jenis BBM subsidi hanya dua yakni solar dan minyak tanah.
"Konsumsi solar 2015 diperkirakan 17 juta kiloliter dan minyak tanah 850.000 kiloliter," katanya di Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Menurut dia, sesuai Peraturan Presiden No 191 Tahun 2014, jenis BBM subsidi hanya terdiri dari dua jenis yakni solar dan minyak tanah.
Sementara, lanjutnya, jenis Premium baik di Jawa maupun penugasan di luar Jawa yang sebelumnya masuk BBM subsidi, sudah ditetapkan sebagai nonsubsidi.
"Premium sudah nonsubsidi, sehingga kuotanya, meski di wilayah penugasan, tidak ditetapkan lagi," ujarnya.
Suhartoko mengatakan perkiraan konsumsi solar pada 2015 mengalami kenaikan dibandingkan 2014 yang terealisasi 15,95 juta kiloliter. "Kenaikan ini dikarenakan pertambahan kendaraan," katanya.
Sedangkan, konsumsi minyak tanah 2015 mengalami penurunan dibandingkan realisasi 2014 sebesar 916.600 kiloliter.
Menurut dia, penurunan konsumsi dikarenakan program konversi minyak tanah ke elpiji yang pada 2015 ditargetkan bertambah 2 juta paket perdana.
Suhartoko menambahkan konsumsi Premium pada 2015 diperkirakan mencapai 32 juta kiloliter dan Pertamax sebesar 2 juta kiloliter. "Porsi Premium di Jawa sekitar 60%, sisanya di luar Jawa," katanya.
Pada 2014, konsumsi Premium mencapai 29,6 juta kiloliter dan Pertamax 900.000 kiloliter. "Konsumsi Pertamax ditargetkan naik lebih dari 100%," ujarnya.