Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAYU BULAT: Perajin Tolak Pembukaan Kembali Ekspor Log

Pembukaan ekspor kayu bulat bertentangan dengan semangat hilirisasi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA -- Sejumlah asosiasi industri pengolahan kayu menolak pembukaan keran ekspor kayu bulat alias log seperti diisyaratkan pemerintah.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Timur Samsul Huda menguraikan pembukaan ekspor kayu bulat bertentangan dengan semangat hilirisasi. Sehingga bagaimana pun mekanismenya pengrajin menolak rencana tersebut.

"Mungkin ada yang berkepentingan terhadap ekspor ini, tapi prinsipnya seperti sikap kami terdahulu tetap menolak," jelasnya, Kamis (4/9/2014).

Menurut dia, apapun pertimbangannya, ekspor kayu bulat bertentangan dengan semangat memajukan pelaku usaha di dalam negeri.

Selain itu, bisa saja rencana itu dimanfaatkan industri serupa di negara lain untuk berproduksi sehingga bisa menggerus produk asal Indonesia.

Kementerian Kehutanan sedang mengkaji kemungkinan membuka ekspor kayu bulat secara bertahap dengan ketentuan ketat.

Rencana itu diharapkan meningkatkan ekspor kayu 10.000 milimeter menjadi 30.000 milimeter.

Pemerintah juga menilai potensi produksi kayu hutan Indonesia 14 juta dan yang tergarap 3 juta.

Potensi tersebut sedianya dilonggarkan sehingga ekspor bisa 10% dari total produksi.

Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jawa Timur Nur Cahyudi berpendapat senada tentang penolakan ekspor kayu bulat.

Menurutnya negara penghasil sumber daya alam manapun juga tidak ada yang menjual ke negara lain dalam bentuk mentah.

"Kalau mau mendorong daya serap domestik perbesar kapasitas industri furnitur. Bila rangkaian penunjang furnitur mulai seperti aksesoris, cat, coating tumbuh maka daya serap mebel dan turunannya juga terdorong," tambahnya.

Dia menilai pemerintah hanya perlu meningkatkan daya saing guna mendorong industri mebel dan furnitur. Bukan dengan membuka keran ekspor kayu bulat yang bisa kontraproduktif terhadap semangat peningkatan kapasitas industri dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper