Bisnis.com, JAKARTA— Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Dr Umar Juoro mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya diprediksi akan terus tumbuh, menyusul secara makro selama 10 tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Misalnya saja, pendapatan per kapita yang pada tahun 2004 hanya mencapai US$2.000 saat ini telah mengalami peningkatan dua kali lipat menjadi US$4.000. kemudian, pendapatan masyarakat juga terus mengalami peningkatan.
Ditengah tahun politik jelang pemilu kali ini, pertumbuhan ekonomi juga diprediksi masih akan dapat bertahan diatas 6%.
“Pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir ini cukup ada peningkatan. Faktornya tak lepas dari keberhasilan dan sikap kehati hatian Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjaga situasi politik dan ekononomi,” ujar Juoro dalam siaran persnya.
Namun demikian, Umar Juoro tidak menampik masih banyak kekurangan dan kelemahanan yang harus segera diperbaiki agar pertumbuhan ekonomi baik makro maupun mikro terus mengalami peningkatan.
Termasuk dalam pengentasan kemiskinan, menciptakan kesempatan kerja, memperkuat sektor pertanian dan industri manufaktur untuk membuka kesempatan kerja produktif bagi kelas menengah kita.
Juoro juga menghimbau pemerintah meningkatkan aspek infrastruktur sektor industri, sektor transportasi, dan sektor energi, agar dapat menggerakan investasi secara signifikan.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Dr Berly Marwardaya menilai tim ekonomi Presiden SBY cukup berhasil, meskipun masih berharap kinerjanya terus ditingkatkan.
“ Setidaknya, menurut saya selama pemerintahan Pak SBY ini stabilitas ekonomi kita lebih terjaga, tidak akan menukik. Meskipun harus ada upaya-upaya stategis dan terobosan dari pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 % tahun ini, karena tahun 2014 ini adalah tahun politik karena adanya Pemilihan Umum dan pergantian anggota legislatif serta pergantian presiden,” ujar Berly.
Keduanya juga menilai salah satu fenomena penting di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, adalah meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah. Saat ini jumlah anggota masyarakat yang masuk kategori kelas menengah lebih dari lima juta jiwa. Sementara dari segi demografi usia mereka berkisar antara 35 hingga 40 tahun.
Banyaknya jumlah anggota masyarakat kelas menengah tersebut dapat menjadi tambahan modal penggerak perekonomian untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik, asalkan pemerintah memberikan kesempatan dan peluang bagi mereka untuk menjadi pengusaha dan pekerja produktif. (Bisnis)