Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) 2023-2028 Piter Abdullah Redjalam memperkirakan The Fed perlu mempertimbangkan untuk tidak lagi menaikkan suku bunga Fed Fund Rate seiring dengan inflasi AS yang melandai.
Piter yang juga Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga The Fed tersebut telah cukup berdampak pada sektor keuangan global.
“The Fed pasti akan mempertimbangkan kondisi ekonomi mereka, dengan melandainya inflasi, mereka punya peluang setidaknya untuk menahan dulu, tidak menaikkan kembali suku bunga mereka,” ujarnya, Kamis (13/7/2023).
Sebagaimana diketahui, atas kenaikan suku bunga tersebut, berbagai bank di AS tak sanggup bertahan. Sebut saja Silicon Valley Bank, Siganture Bank, dan First Republic Bank.
“Saya memperkirakan dan berharap mereka tidak menaikkan lagi [suku bunga],” tutupnya.
Mengacu pada data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dilansir dari Bloomberg, indeks harga konsumen (IHK) Juni 2023 naik 3 persen pada bulan lalu secara tahunan (year on year/yoy). Jika dibandingkan dengan Mei 2023, inflasi pada Juni 2023 naik 0.2 persen.
Baca Juga
Inflasi AS Juni 2023 melaju paling lambat dalam lebih dari 2 tahun terakhir, mengindikasikan kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mampu mengatasi tekanan harga.
Untuk itu, Senator Elizabeth Warren meminta Federal Reserve untuk menghentikan kenaikan suku bunga karena tingkat inflasi AS telah turun ke level terendah sejak awal 2021.
"Jawab ‘Ya’, Ketua [The Fed Jerome] Powell, dan mari kita hentikan kenaikan suku bunga," kata Warren, senator Partai Demokrat dari Massachusetts, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (13/7/2023).
Dari dalam negeri, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa pihaknya mengantisipasi dampak rambatan akibat langkah Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan pada Juli dan Agustus 2023.