Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alokasi Impor Kecil, Bulog tak Sanggup jadi Stabilisator Harga Daging

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak sanggup menjadi  pemain utama stabilisator harga daging sapi,  terkait dengan alokasi dari pemerintah yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak sanggup menjadi  pemain utama stabilisator harga daging sapi,  terkait dengan alokasi dari pemerintah yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan alokasi yang diberikan pemerintah hanya 3.000 ton, sedangkan kebutuhan daging sapi nasional mencapai lebih dari 500.000 ton per tahun.

"Dengan perbandingan yang sangat jauh ini tidak mungkin kami bisa seketika mengendalikan harga daging sapi," kata Sutarto di kantornya, Rabu (14/8/2013).

Dia memberikan perbandingan dengan pengendalian harga pada komoditas beras yang dilakukan. Bulog menguasai 8%-10% dari total kebutuhan beras di Indonesia.

Sutarto mengusulkan pemerintah dalam memutuskan stabilisator harga daging bisa diberikan alokasi impor hingga 10% dari total kebutuhan. Alokasi ini diberikan untuk seluruh jaringan perdagangan daging sapi dari hulu hingga hilir.

Jaringan perdagangan tersebut antara lain mulai dari peternak, feedlotter, rumah potong hewan, industri pengolahan, distributor, hingga konsumen. Antarjaringan ini saling mempunyai ketergantungan satu sama lain.

Menurutnya, pemerintah harus bisa secara akurat menghitung berapa kebutuhan pasokan masing-masing jaringan tersebut agar tidak menimbulkan efek domino berupa kenaikan harga.

"Saat ini jaringan dari hulunya saja belum jelas berapa kekurangannya. Pemerintah harus memperhitungkan kekurangan tersebut sebelum memutuskan besaran alokasi impor," ujarnya.

Dia menilai jika semua pasokan jaringan sapi ini bisa terpenuhi oleh stabilisator maka harga daging sapi berpotensi stabil. Namun, hal ini dengan catatan pihak tersebut harus bisa membangun hubungan ke semua jaringan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper