Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERGESERAN INVESTASI ke Padat Modal, Ancam Penyerapan Tenaga Kerja

BISNIS.COM, JAKARTA—Bergesernya tren investasi dalam negeri ke sektor padat modal [capital intensive] semakin mendesak pemerintah segera meningkatkan kualitas sumber daya manusia [human capital] Indonesia.

BISNIS.COM, JAKARTA—Bergesernya tren investasi dalam negeri ke sektor padat modal [capital intensive] semakin mendesak pemerintah segera meningkatkan kualitas sumber daya manusia [human capital] Indonesia.

Ninasapti Triaswati, Pengamat Ekonomi Komite Ekonomi Nasional (KEN), mengatakan sektor padat modal membutuhkan kualifikasi tenaga kerja yang tinggi.

Namun dengan masih belum memadainya kualitas SDM Indonesia untuk merespon perkembangan sektor padat modal yang cepat, penyerapan tenaga kerja berisiko mengalami penurunan.

“Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, biasanya orang akan berpindah ke sektor padat modal, tetapi kan kalau pendidikan rendah jadinya tidak akan terserap dan berisiko menambah komposisi lapangan kerja informal yang kurang berkualitas,” katanya saat dihubungi Bisnis hari ini, Minggu (28/4/2013).

Nina menunjukkan risiko tersebut mulai terlihat dengan menunjukkan kondisi 3 tahun terakhir yang terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja per 1% pertumbuhan ekonomi, yaitu dari 544.000 pada 2010, 225.000 pada 2011, dan 180.000 pada 2012.

Apalagi, pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga masih dalam kondisi yang belum pulih benar, terlihat dari adanya penurunan dalam beberapa kuartal terakhir.

Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan pergeseran penyerapan tenaga kerja ke sektor padat modal terlihat jelas pada penananam modal asing (PMA).

“PMA pada kuartal I/2012 menunjukkan rasio investasi terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar Rp0,21 miliar per tenaga kerja, begitu di kuartal I/2013 naik menjadi Rp0,31 miliar rupiah per tenaga kerja,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (28/4).

Peningkatan rasio investasi terhadap penyerapan tenaga kerja inilah, lanjutnya, yang mengurangi tingkat penyerapan tenaga kerja dari PMA. Artinya, PMA melakukan efisiensi terhadap penyerapan tenaga kerja karena membutuhkan tenaga kerja yang lebih terlatih.

Di sisi lain, jelas Amalia, rasio investasi terhadap penyerapan tenaga kerja untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) belum mengalami perubahan pada kuartal I/2013 dibandingkan kuartal I/2012, yaitu masih sekitar Rp0,18 miliar per tenaga kerja.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), penyerapan tenaga kerja untuk PMA pada kuartal I/2013 sebanyak 213.403, menurun dibandingkan kuartal I/2012 yang sebanyak 250.711.

Penyerapan tenaga kerja untuk PMDN pada kuartal I/2013 sebesar 148.521, meningkat dibandingkan kuartal I/2012 yang sebesar 107.674.

Adapun, realsasi PMA pada kuartal I/2013 mengalami perrtumbuhan 27,2% year-on-year dengan nilai investasi mencapai Rp65,5 triliun, sedangkan PMDN mengalami pertumbuhan 39,6% year-on-year dengan nilai investasi mencapai Rp27,5 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper