Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apakah Teknologi AI Ancam Tenaga Kerja RI? Ini Kata Kemenaker

Kemnaker angkat bicara terkait dengan dampak keberadaan teknologi AI terhadap tenaga kerja RI.
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) buka suara perihal dampak keberadaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) terhadap tenaga kerja di dalam negeri.

Sigit Ary Prasetyo selaku Koordinator Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Pasar Kerja Kemenaker menyatakan bahwa eksistensi AI tak sepenuhnya menggantikan tenaga kerja manusia, dan justru memunculkan peluang lain yang dapat dieksplorasi.

“Saya rasa di ketenagakerjaan itu ada hal yang tergantikan [oleh AI] dan ada hal yang baru, jadi tumbuh menjadi sesuatu yang baru,” katanya usai peluncuran aplikasi JobCity.id di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).

Sigit mencontohkan bahwa masyarakat saat ini telah banyak mengakses platform berbasis AI seperti ChatGPT. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa proses digitalisasi dapat menjadi lebih cepat, tak terkecuali dalam mengakses informasi terkait tenaga kerja.

Pada saat bersamaan, pemerintah disebutnya juga akan memanfaatkan AI dalam penciptaan platform informasi lowongan pekerjaan.

“Kita ingin menjadi suatu agregator besar job atau lowongan-lowongan dan informasi yang valid untuk masyarakat kita,” jelasnya.

Di sisi lain, Sigit menjelaskan bahwa perkembangan kecerdasan buatan itu tetap diiringi dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja yang dilakukan oleh Kemenaker dan pemangku kepentingan lainnya.

Upaya ini mencakup beragam pelatihan vokasi yang digelar Kemenaker maupun yang berlangsung di perusahaan swasta. 

Sementara itu, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memaparkan bahwa teknologi seperti AI dapat dimanfaatkan dalam menjaring sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ke

Asisten Deputi Pendampingan Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Kementerian UMKM Edhi Kusdiarwoko Dwikuncono meyakini bahwa kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional, yang mencapai 61% dari PDB, dapat meningkat seiring inovasi yang terus berkembang.

“Sinergi untuk kemudahan akses ini sebagai bentuk kepedulian kita untuk kemajuan teknologi UMKM, termasuk start-up dan juga angkatan kerja untuk terus bertumbuh membangun dunia usaha Indonesia agar lebih berkualitas dan sustain menghadapi tantangan global," tuturnya pada kesempatan yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro