Bisnis.com, JAKARTA – Hingga kini, Indonesia masih menghadapi tantangan kesenjangan keterampilan yang terus-menerus dalam hal tenaga kerja.
Menurut BPS (2022), lebih dari separuh tenaga kerja Indonesia dipekerjakan dalam posisi yang tidak relevan dengan latar belakang pendidikan atau keahlian mereka.
Ketidaksesuaian ini berkontribusi pada angka pengangguran 7,28 juta, dengan pemuda (usia 15-24) menyumbang 3,55 juta. Khususnya, 871.860 di antaranya memegang gelar sarjana (BPS, Februari 2025), tetapi berjuang untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Sementara itu, pemberi kerja menghadapi persaingan yang semakin ketat untuk mendapatkan bakat dengan kemampuan yang tepat.
"Investasi di Indonesia bergeser ke sektor yang lebih padat modal, dan keterampilan yang kita butuhkan berubah sesuai dengan hal tersebut. Kita harus menyesuaikan pelatihan untuk mengimbangi industri dan teknologi," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani.
Kebutuhan tenaga kerja terampil merupakan tantangan nyata yang mempengaruhi rencana pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Masih ada 20 tahun lagi, tetapi Indonesia harus bergerak cepat.
Baca Juga
Bahkan di tengah ekonomi yang lamban, berinvestasi dalam peningkatan keterampilan adalah langkah strategis: membekali tim dengan literasi digital, analisis data, dan praktik berkelanjutan meningkatkan ketahanan, memperkuat kapasitas inovasi, dan mempersingkat waktu produktivitas saat pasar pulih.
Pemerintah terus mengejar pertumbuhan ekonomi 8%, sebagian didorong oleh sektor-sektor strategis seperti pariwisata. Menyumbang 4,01% terhadap PDB pada Q3-2024, pariwisata telah berkembang di luar Bali dan Jakarta ke kota-kota sekunder dan tujuan berkembang, menciptakan permintaan baru untuk pekerja terampil di bidang perhotelan, transportasi, dan layanan pengunjung.
Pada saat yang sama, teknologi membentuk kembali cara destinasi dipromosikan dan bagaimana pengalaman disampaikan. Pengusaha sekarang mencari kemampuan dalam pemasaran digital, desain pengalaman pelanggan, analitik data, dan layanan yang didukung teknologi.
Sebanyak 11,9% dari total tenaga kerja di Indonesia bekerja di hotel, restoran, dan transportasi (BPS 2019) dengan keterbatasan keterampilan.
Kesenjangan ini dirasakan di sektor lain, di mana perusahaan melaporkan kesulitan menemukan pekerja yang menggabungkan keahlian di bidangnya dengan keterampilan eksekusi seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah.
"Penyedia pendidikan Australia dapat memperkuat sisi teknis juga soft-skill," kata Direktur Katalis Paul Bartlett, dikutip dari siaran pers, Jumat (15/8/2025).
Dia menilai bisnis dapat berkembang dengan menggabungkan kemampuan di bidangnya dengan kepemimpinan, komunikasi, dan pemikiran kritis.
Peningkatan keterampilan tenaga kerja Indonesia menjadi agenda penting yang diuraikan dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Kolaborasi ini membuka peluang bagi perusahaan Indonesia di berbagai sektor, termasuk pariwisata, kesehatan, TI, bisnis, pertambangan dan pertanian, untuk mendapatkan pelatihan keterampilan berkualitas dari penyedia pendidikan Australia.
Indonesia-Australia Skills Exchange (IASE) hadir sebagai solusi praktis yang berorientasi pada kebutuhan pemberi kerja. Melalui IASkills.org, pelaku usaha dan lembaga publik Indonesia dapat terhubung langsung dengan penyedia pelatihan Australia yang terjamin kualitasnya di berbagai sektor.
IASE dirancang berdasarkan kebutuhan tempat kerja yang nyata. Pengusaha dapat mencari kursus, menghubungi satu atau beberapa penyedia untuk membahas rencana pelaksanaan, atau mengajukan tender dengan rincian jumlah peserta, durasi, metode (online, hibrid, tatap muka), dan anggaran.
Penyedia pelatihan kemudian memberikan penawaran yang disesuaikan, sehingga proses pencocokan antara kebutuhan dan solusi menjadi lebih cepat, dengan hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur di tempat kerja.
"Platform IASkills.org saat ini memiliki 50 penyedia dan lebih dari 300 kursus dan terus berkembang," kata Clarice Campbell, Skills Lead Adviser Katalis.