Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, total investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang semester I/2025 mencapai Rp942,9 triliun dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.259.868 atau 1,25 juta orang.
“Yang ingin saya highlight adalah penyerapan tenaga kerjanya tepatnya 1,25 juta orang. Jadi inilah tenaga kerja yang tercipta dari 6 bulan pertama di 2025,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani dalam konferensi pers, mengutip Youtube Kementerian Investasi dan BKPM, Rabu (30/7/2025).
BKMP melaporkan realisasi penyerapan tenaga kerja pada semester I/2025 meningkat jika dibandingkan dengan semester I/2024.
Pada periode tersebut, realisasi investasi mencapai Rp829,9 triliun dengan tenaga kerja yang terserap mencapai 1.225.042 atau 1,22 juta orang. Dengan demikian, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2,84%, dibanding periode yang sama tahun lalu.
Adapun penanaman modal dalam negeri (PMDN) menjadi kontributor utama dari total realisasi investasi di semester I/2025. Dalam paparan yang disampaikan Rosan, realisasi PMDN mencapai Rp510,3 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp432,6 triliun.
Kendati begitu, Rosan tidak memerinci total serapan tenaga kerja baik dari PMDN maupun PMA pada periode tersebut.
Baca Juga
Lebih lanjut menurut sebaran lokasi investasi, Rosan mengungkap investasi yang tersebar, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, tidak jauh berbeda.
Hal ini terbukti dari data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM yang mencatat, realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp466,9 triliun, sedangkan luar Jawa sebesar Rp476 triliun pada semester I/2025.
“Jadi bedanya kita lihat Rp10 triliun lah investasi antara Jawa dan luar Jawa,” ungkapnya.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM juga mengungkap 5 besar lokasi realisasi investasi pada periode ini. Tercatat, Jawa Barat menempati posisi pertama dengan realisasi investasi mencapai Rp141 triliun.
Diikuti Daerah Khusus Jakarta Rp140,8 triliun, Jawa Timur Rp74,7 triliun, Sulawesi Tengah Rp64,2 triliun, dan Banten Rp60,7 triliun.
Menurut subsektornya, Rosan mengungkap bahwa realisasi investasi PMA dan PMDN didominasi oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp134,4 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp110,7 triliun, diikuti pertambangan Rp102,2 triliun, jasa lainnya Rp85,7 triliun, dan perumahan, kawasan industri, perkantoran Rp75 triliun.