BISNIS.COM, JAKARTA–Pemerintah belum dapat memastikan apakah izin impor bawang putih sebanyak 134.600 ton benar-benar direalisasikan oleh importir dalam waktu dekat kendati menjamin gejolak harga bakal mereda dua pekan mendatang.
Direktur Impor Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan pihaknya tak dapat menekan importir untuk segera merealisasikan izin impor.
Kemendag, ujar dia, hanya berupaya mengurus penerbitan surat persetujuan impor (SPI) secepat mungkin setelah menerima rekomendasi izin produk hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian.
SPI yang dikeluarkan belakangan ini misalnya, diterbitkan dalam waktu tak lebih dari 2 hari sejak Kemendag menerima RIPH atau lebih singkat dari standar prosedur operasional maksimal 5 hari.
“Kalau realisasi, itu masalah importir, bukan kami lagi karena dokumen administrasi impornya sudah selesai semua di kami,” katanya kepada Bisnis hari ini, Kamis (14/3/2013).
Hingga 13 Maret, Kemendag telah menerbitkan SPI sebanyak 134.600 ton bawang putih yang dibagikan kepada 92 perusahaan IT hortikultura.
Otoritas perdagangan itu menjanjikan pasokan akan mengalir ke pasar dalam 10-14 hari mendatang sehingga mampu menjinakkan lonjakan harga.
Didi mengemukakan importir semestinya segera merealisasikan izin impor mengingat harga bawang putih di dalam negeri sedang melangit.
“Kalau semua (dokumen impor) sudah rapi, ya harusnya (importir) sudah mengeluarkan barang-barang mereka. Ngapain ditahan-tahan juga,” ujarnya,” ujarnya.
Sementara, Kemendag sejauh ini baru menerima RIPH bawang putih mengingat harga komoditas itu sedang bergejolak di dalam negeri karena kelangkaan pasokan.
Namun, Didi memperkirakan akan ada lagi RIPH bawang putih yang masuk karena masih ada sisa alokasi sebesar 25.400 ton yang belum direkomendasikan.
Kementan sebelumnya menetapkan alokasi impor 11 komoditas hortikultura pada semester I/2013 hanya 502.652 ton atau 1,41% dari pengajuan sebanyak 6,89 juta ton.
Alokasi impor terbanyak didapatkan bawang putih sebanyak 160.000 ton, disusul apel 100.000 ton, sedangkan sisanya untuk bawang bombay, bawang merah, kelengkeng dan beberapa komoditas lain.