Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sejumlah faktor turut menopang pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dibandingkan dengan kuartal II/2024. Salah satunya adalah stimulus ekonomi yang disalurkan pemerintah.
Adapun Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menjelaskan, kinerja perekonomian kuartal II/2025 masih ditopang oleh konsumsi masyarakat yang terjaga. Itu, jelasnya, terlihat dari indeks penjualan ritel (riil) dan impor barang konsumsi yang terus tumbuh secara tahunan.
Kemudian, transaksi uang elektronik dari kartu debit dan kredit tumbuh 6,26%, sedangkan transaksi online atau elektronik tumbuh 7,55%.
Edy juga memaparkan bahwa pertumbuhan itu turut ditopang oleh respons kebijakan pemerintah untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat berupa stimulus ekonomi. Stimulus berupa diskon transportasi, bantuan sosial (bansos) serta bantuan subsidi upah (BSU) turut mendukung pertumbuhan.
"Hasil dari respons kebijakan menopang triwulan II/2025, salah satunya kebijakan terkait dengan paket stimulus untuk menjaga daya beli berupa diskon transportasi, bansos, subsidi upah dan sebagainya," ungkapnya pada konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Kemudian, Edy turut menyebut jumlah penumpang angkutan rel atau mobilitas masyarakat mendorong juga aktivitas ekonomi khususnya pada hari besar keagamaan serta libur sekolah.
Baca Juga
Kemudian, realisasi investasi dalam negeri dan asing yang tumbuh 11,5%, serta pada saat yang sama belanja barang modal oleh pemerintah turut mendorong capaian pertumbuhan tersebut.
Adapun kebijakan dari sisi moneter seperti keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan menjadi 5,05% turut dinilai sebagai salah satu faktor pendukung.
Untuk itu, BPS melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2025 atas dasar harga berlaku pada kuartal mencapai Rp5.947 triliun. Lalu, PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.
Pertumbuhannya mencapai 5,12% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan dengan kuartal II/2024.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara YoY tumbuh sebesar 5,12%," ujarnya.
Sementara itu, pertumbuhannya sebesar 4,04% secara kuartalan atau quarter-to-quarter (QoQ) apabila dibandingkan dengan kuartal I/2025.
"Bila dibandingkan dengan kuartal I/2025 atau secara qtq, ekonomi Indonesia tumbuh 4,04%," terangnya.
Sebelumnya, proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB kuartal II/2025 diperkirakan 4,8% (YoY). Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6%.
Proyeksi pertumbuhan tertinggi yakni 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia, sedangkan terendah oleh Moody's Analytics Singapore, Jeemin Bang sebesar 4,6%.
Bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79% atau setara dengan nilai rata-rata konsensus para ekonom tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meramalkan pertumbuhan lebih tinggi 4,9%.