Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 mencapai 4,04% secara kuartalan dibandingkan dengan kuartal I/2025.
Hal itu disampaikan oleh Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS. Menurut Edy, bahwa produk domestik bruto atau PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal II/2025 mencapai Rp5.947 triliun.
Lalu, PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun. "Bila dibandingkan dengan kuartal I/2025 atau secara qtq [quarter to quarter], ekonomi Indonesia tumbuh 4,04%," ujar Edy pada konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan ini pulih dari kontraksi sebelumnya pada kuartal I/2025 yang mencapai -0,98% QtQ dan jauh di atas proyeksi sebelumnya secara kuartalan yang mencapai 3,70%.
Apabila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025 naik 5,12%, secara tahunan atau year on year (YoY)
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara YoY tumbuh sebesar 5,12%," ujar Edy.
Baca Juga
Sebelumnya, proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB kuartal II/2025 diperkirakan 4,8% (YoY). Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6%.
Proyeksi pertumbuhan tertinggi yakni 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia, sedangkan terendah oleh Moody's Analytics Singapore, Jeemin Bang sebesar 4,6%.
Bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79% atau setara dengan nilai rata-rata konsensus para ekonom tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meramalkan pertumbuhan lebih tinggi 4,9%.
Apabila merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan yang diproyeksikan April-Juni 2025 merupakan yang terendah setelah empat tahun lamanya. Pertumbuhan PDB kuartal II/2024 sebelumnya sebesar 5,05% YoY.
Pada 2023 dan 2022, pertumbuhan di kuartal II juga tercatat sebesar masing-masing 5,17% dan 5,46%. Pada kuartal I/2021, perekonomian RI sempat tumbuh hingga 7,07% YoY. Namun, pertumbuhan yang tinggi itu dipicu oleh low based effect dari saat 2020 ketika dunia dilanda pandemi Covid-19.
Pada kuartal II/2024, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB menurut pengeluaran masih berasal dari konsumsi rumah tangga yakni 54,53%. Namun, pertumbuhannya hanya 4,93% YoY.
Kontribusi terbesar lalu diikuti oleh investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 27,89%, ekspor 21,40%, konsumsi pemerintah 7,31%, konsumsi LNPRT 1,32% serta impor yang terkontraksi -19,88%.