Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catatan Historis Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II Satu Dekade Terakhir

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 diproyeksikan tumbuh 4,8% YoY, terendah sejak 2015, dipicu konsumsi rumah tangga dan efisiensi pemerintah.
Aprianto Cahyo Nugroho,Dany Saputra
Selasa, 5 Agustus 2025 | 10:45
Siluet pegawai dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Senin (14/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Siluet pegawai dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Senin (14/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 diproyeksikan tumbuh 4,8% year-on-year (YoY), yang merupakan angka terendah sejak kuartal II/2015 jika mengecualikan tahun pandemi 2020.
  • Konsumsi rumah tangga yang melambat dan investasi yang tumbuh sederhana menjadi faktor utama yang mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi ini.
  • Sejak 2022, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan pelandaian, dengan angka pertumbuhan yang terus menurun dari 5,44% pada kuartal II/2022 menjadi 5,05% pada kuartal II/2024.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi RI kuartal II/2025 pada hari ini, Selasa (5/8/2025).

Ekonomi Indonesia sepanjang April-Juni 2025 atau kuartal II/2025 diproyeksikan tumbuh hanya 4,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Konsumsi rumah tangga hingga efisiensi pemerintah diperkirakan menjadi faktor pemicu pertumbuhan tersebut. 

Berdasarkan proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB pada tiga bulan kedua 2025 adalah 4,8% (YoY). Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6%.

Proyeksi pertumbuhan tertinggi yakni 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia. 

Sementara itu, terendah diramalkan oleh Moody's Analytics Singapore, Jeemin Bang, serta Fakhrul Fulvian dari Trimegah Securites juga memproyeksikan pertumbuhan hanya 4,65%. 

Adapun Office of Chief of Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 4,79% YoY atau sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya yaitu 4,87% YoY. 

Sementara itu, pertumbuhan diperkirakan sebesar 3,71% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) pada kuartal II/2025 sehingga bangkit dari kontraksi -0,98% QoQ pada kuartal I/2025. 

Andry menyebut pertumbuhan yang lebih rendah secara tahunan pada kuartal II/2025 dipicu oleh di antaranya konsumsi rumah tangga karena faktor musiman dan perilaku belanja yang selektif. Kendati demikian, bantuan sosial (bansos) pemerintah yang ditingkatkan bisa membantu perlambatan konsumsi masyarakat. 

Sementara itu, aktivitas investasi atau PMTB diperkirakan tumbuh sederhana. Itu terlihat dari penjualan semen dan turunnya penyaluran dana pinjaman yang produktif.

"Hal ini menunjukkan laju pembentukan modal yang lebih terukur karena pendekatan wait and see dari sektor usaha," ungkap Andry melalui keterangan tertulis, Senin (4/8/2025). 

Pertama di Bawah 5% sejak 2015

Jika konsensus ekonom tersebut terealisasi, maka angka pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 merupakan yang terendah sejak 2021. Jika mengecualikan data 2020 karena efek pandemi Covid-19, angka 4,8% merupakan yang terendah sejak kuartal II/2015.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II dalam satu dekade terakhir menunjukkan dinamika yang beragam. Pada kuartal II/2015, ekonomi hanya tumbuh 4,67%, namun mulai menguat menjadi 5,18% pada kuartal II/2016.

Pertumbuhan ekonomi kuartalan periode yang sama pada 2017 tercatat 5,01%, kemudian kembali naik menjadi 5,27% pada kuartal II/2018 sebelum kembali turun menjadi hanya 5,05% pada 2019.

Pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi titik balik drastis. Kuartal II tahun itu mencatat kontraksi terdalam dalam sejarah terbaru Indonesia, yakni -5,32%. Pemulihan mulai terjadi pada 2021 dengan pertumbuhan melonjak hingga 7,07% YoY, dipicu efek low base dari tahun sebelumnya.

Namun sejak 2022, tren pertumbuhan kembali melandai. Ekonomi tumbuh 5,44% pada kuartal II/2022, lalu turun menjadi 5,17% (2023) dan 5,05% (2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro