Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, Indonesia harus bergerak cepat untuk mengamankan pasar ekspor buah-buahan, furnitur, dan alas kaki di Amerika Serikat (AS), usai pemerintah AS menetapkan tarif 19% terhadap Filipina, sama dengan yang dikenakan kepada Indonesia.
Wakil Ketua Bidang Perdagangan DPN Apindo Jahja B. Soenarjo menyampaikan, produk ekspor Filipina dan Indonesia ke AS, seperti buah-buahan, furnitur, dan alas kaki, bersaing cukup ketat. Di sisi lain, Filipina juga punya hubungan yang cukup dekat dengan AS.
“Itu menjadi persaingan yang kompetitif sekali untuk Indonesia,” kata Jahja kepada Bisnis, Rabu (23/7/2025).
Untuk itu, Jahja menilai bahwa Indonesia harus mengambil langkah cepat, memperkuat hubungan dagang dengan para importir di AS untuk mendapatkan kontrak-kontrak dagang.
Tidak berhenti di situ, Jahja menyebut bahwa Indonesia perlu membuat forum bersama dengan para importir di AS, guna melakukan riset pasar terkait produk-produk yang dapat diekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.
“Bila perlu, mulai mengundang apabila dari investor Amerika pun ingin berinvestasi ke Indonesia untuk membangun ya [misalnya] pabrik furnitur bersama untuk diekspor ke sana,” tuturnya.
Baca Juga
Upaya ini juga perlu didukung oleh pemerintah agar produk-produk Indonesia lebih berdaya saing dan mampu masuk ke pasar AS. Upaya itu antara lain dengan memanfaatkan perwakilan Konsulat Jenderal (Konjen) yang ada di AS, melalui pameran dagang, serta mempertemukan dan menjembatani pengusaha Indonesia dan AS.
“Jadi kita membangun daya saing sehingga kita punya daya dobrak masuk pasar Amerika dan memanfaatkan semua perwakilan Konjen,” ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden Donald Trump menetapkan tarif sebesar 19% terhadap produk Filipina yang masuk ke AS. Besaran tarif itu sama dengan yang didapatkan oleh Indonesia.
Dalam catatan Bisnis, Trump sebelumnya menetapkan tarif 17% terhadap Filipina pada April 2025, tetapi kemudian menangguhkannya selama 90 hari guna memberi ruang bagi negosiasi. Awal bulan ini, dia sempat mengancam akan menaikkan tarif tersebut menjadi 20%.
“Filipina akan menjadi pasar terbuka bagi Amerika Serikat dan tarif nol. Filipina akan membayar tarif sebesar 19%. Selain itu, kita akan bekerja sama dalam bidang militer,” tulis Trump dalam unggahannya dikutip dari Bloomberg pada Rabu (23/7/2025).
Besaran pungutan tersebut sama dengan tarif ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, Trump mengumumkan akan mengenakan tarif impor sebesar 19% terhadap barang-barang asal Indonesia yang masuk ke AS. Besaran tarif ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya 32%.
Di sisi lain, AS tidak akan membayar tarif apa pun kepada Indonesia alias bebas dari tarif dan hambatan non-tarif sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan AS-Indonesia.