Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menyebut komoditas unggulan Indonesia, termasuk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya, diproyeksi akan menadah cuan dari adanya perjanjian dagang Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA).
Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyebut perjanjian IEU—CEPA membawa keberkahan bagi CPO dan turunannya, tekstil dan produk tekstil, hingga perhiasan.
“Sawit dan produk turunannya, tekstil dan produk tekstil, sepatu, elektonik, produk minuman seperti kopi dan teh, serta perhiasan dan kerajinan, merupakan produk yang akan diuntungkan [dari perjanjian IEU—CEPA],” kata Wijayanto kepada Bisnis, Senin (14/7/2025).
Wijayanto menilai Uni Eropa merupakan pasar yang jauh lebih potensial daripada pasar Amerika Serikat bagi Indonesia.
“Potensi kenaikan nilai ekspor akan luar biasa, mengingat saat ini ekspor kita baru mencapai 27 miliar euro,” ungkapnya.
Menurutnya, Uni Eropa merupakan pasar yang sangat penting. Pasalnya, ungkap dia, Uni Eropa bisa menjadi pengganti pasar AS yang semakin tidak menentu dan menjadi pintu masuk bagi produk Indonesia untuk menyasar pasar lain yang menjadi mitra Uni Eropa.
Baca Juga
Kendati demikian, Wijayanto memadang Peraturan Deforestasi Uni Eropa atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) akan tetap berlaku namun lebih realistis bagi Indonesia.
“Saya yakin implementasi [dari kebijakan EUDR] tetap akan dijalankan, tetapi dengan definisi, proses dan trasisi yang lebih realistis bagi Indonesia,” ujarnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menargetkan perundingan IEU—CEPA rampung pada September 2025.
Melalui akun Instagram pribadinya di @airlanggahartarto_official, Airlangga mengatakan Indonesia menyambut baik kesepakatan politik yang telah dicapai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Airlangga mengungkap bahwa pencapaian ini juga menunjukkan nilai strategis dan kontribusi signifikan kedua pihak untuk kepentingan bersama memperkuat kemitraan jangka panjang antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Kesepakatan IEU—CEPA sendiri diharapkan dapat membuka peluang bisnis yang lebih luas, meningkatkan kepastian hukum, serta menyediakan platform strategis untuk memperdalam dialog dan kerja sama di berbagai isu ekonomi utama yang relevan saat ini,” tuturnya.
Airlangga menyebut proses perundingan CEPA saat ini telah mencapai tahap finalisasi isu-isu teknis, fine-tunning, dan menyusun kerangka waktu yang lebih detail untuk mencapai tahap ratifikasi IEU—CEPA.