Bisnis.com, JAKARTA — Perjanjian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement alias IEU-CEPA belum tentu akan berdampak pada kelonggaran terhadap kebijakan antideforestasi Uni Eropa atau EUDR.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai bahwa penyelesaian IEU-CEPA dapat memperkuat ekspor komoditas Indonesia ke pasar Eropa.
Selain itu, secara kuantitatif, IEU-CEPA berpotensi mendorong pertumbuhan ekspor ke Eropa dalam jangka menengah hingga panjang. Dia menuturkan, hal ini juga akan tergantung pada seberapa cepat dan serius adaptasi dilakukan, baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha.
Meski demikian, Yusuf menilai, IEU-CEPA tidak akan menciptakan kelonggaran terhadap kebijakan EUDR. Sebaliknya, IEU-CEPA justru akan memperkuat penegakan standar antideforestasi tersebut.
"Hal ini karena prinsip perdagangan bebas Uni Eropa selalu disertai kewajiban kepatuhan terhadap aspek lingkungan, hak asasi manusia, dan ketelusuran produk," jelas Yusuf saat dihubungi, Senin (14/7/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan dampak IEU-CEPA juga akan sangat bergantung pada kesiapan sektor domestik dalam menghadapi regulasi Uni Eropa, khususnya EUDR. Menurut Yusuf, beberapa sektor yang akan diuntungkan dengan perjanjian kemitraan ini adalah kopi dan kakao.
Baca Juga
Dia menuturkan, sebagian pelaku usaha pada dua komoditas tersebut sudah mulai melakukan transisi ke praktik berkelanjutan dan memiliki rantai pasok yang lebih mudah ditelusuri.
"Sebaliknya, kelapa sawit dan kayu adalah sektor paling rentan karena keduanya menghadapi tekanan tinggi dari isu deforestasi dan transparansi rantai pasok yang masih lemah," tambahnya.