Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IEU-CEPA Bisa Selamatkan Tekstil-Alas Kaki RI dari Pukulan Tarif Trump

Kerja sama perdagangan Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) berpotensi menjaga kinerja ekspor tekstil hingga alas kaki RI di tengah pukulan tarif Trump.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA — Sinyal pelaksanaan kerja sama perdagangan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) berpotensi menjaga kinerja ekspor RI kala terancam tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo Irhamna mengatakan, produk yang berpotensi besar terserap di pasar Eropa yakni tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, perikanan hingga otomotif. 

“IEU-CEPA bisa memberi tarif preferensial yang tidak tersedia dalam hubungan dagang Indonesia-AS sehingga bisa menjadi penyeimbang kehilangan pasar AS akibat tarif Trump,” kata Ariyo kepada Bisnis, Senin (14/7/2025). 

Adapun, Trump mengenakan tarif impor resipokral untuk produk asal Indonesia sebesar 32%. Beberapa produk yang terdampak, yakni mesin/peralatan mekanik, alas kaki, pakaian jadi, funitur, minyak kelapa sawit (CPO), dan lainnya. 

Ariyo menyebut, produk TPT ke Eropa adalah pasar besar fesyen dan pakaian jadi dan Indonesia memiliki daya saing dalam produk berbasis serat alam, batik, serta sustainable fashion.

Tak hanya itu, Indonesia merupakan salah satu produsen utama alas kaki dunia dan memiliki kapasitas ekspor tinggi.

“Sektor TPT dan alas kaki di Eropa sangat besar, dan permintaannya cukup stabil meskipun lebih kompetitif dari sisi kualitas dan keberlanjutan,” jelasnya. 

Di sisi lain, poduk berbasis kayu bersertifikasi legal (SVLK/FLEGT) dari Indonesia memiliki akses preferensial dan permintaan tinggi di Eropa karena standar keberlanjutan mereka.

Lebih lanjut, dia menyoroti produk perikanan dan hasil laut. Sebab, Eropa menuntut standar mutu dan traceability tinggi. Namun, Indonesia telah melakukan reformasi besar untuk memenuhi hal ini.

Ekspor otomotif dan komponen elektronik ke Eropa juga potensi walaupun masih relatif kecil, dengan dukungan investasi industri EV dan semikonduktor, ekspor ke Eropa bisa meningkat.

Untuk diketahui, bagi Indonesia, pasar Eropa (UE-27) adalah blok ekonomi terbesar kedua dunia setelah AS, dengan nilai impor barang dari negara non-UE mencapai lebih dari EU€2 triliun per tahun.

“Pasar Eropa berpotensi menutupi sebagian kehilangan ekspor ke AS, tapi tidak bersifat otomatis. Diperlukan adaptasi dari sisi standar produk, branding, dan integrasi ke global value chains berbasis Eropa,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper