Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Sebut Peluang Capai Target Maksimal Outlook APBN 2025 Masih Menantang

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan laporan semester I dan outlook APBN 2025 ke Badan Anggaran DPR pada Selasa (1/7/2025).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Kemudian outlook penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp477,2 triliun atau hanya setara 92,9% dari target APBN 2025 sebesar Rp513,6 triliun. Sri Mulyani menjelaskan, tidak masuknya lagi dividen BUMN ke kas negara menjadi faktor penurunan PNBP itu. Sementara outlook penerimaan hibah mencapai Rp1 triliun atau lebih tinggi dari target APBN 2025 sebesar Rp600 miliar.

Secara keseluruhan, Sri Mulyani mengumumkan outlook pendapatan negara sebanyak Rp2.865,5 triliun atau hanya setara 95,4% dari target APBN 2025 sebesar Rp3.005,1 triliun.

Di sisi lain, outlook belanja negara sebesar Rp3.526,5 triliun atau setara 97,4% dari target APBN 2025 sebesar Rp2.621,3 triliun. Dengan demikian, outlook defisit anggaran akan mencapai Rp663 triliun atau setara 2,78% dari produk domestik bruto (PDB). Outlook defisit tersebut melebar dari target APBN 2025 yang sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.

Meskipun demikian, Sri Mulyani menyatakan tidak ingin menerbitkan surat utang baru untuk pembiayaan pelebaran defisit itu. Dia ingin menggunakan SAL untuk membiayai defisit itu.

"Kami akan meminta persetujuan DPR untuk menggunakan SAL Rp85,6 triliun, sehingga kenaikan defisit itu tidak harus dibiayai semua dengan penerbitan surat utang namun menggunakan cash yang ada," ujar Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan outlook asumsi-asumsi makro pada tahun ini yaitu:

1. Pertumbuhan Ekonomi: 4,7%—5,0%

2. Inflasi: 2,2%—2,6%

3. Suku Bunga SBN 10 Tahun: 6,8%—7,3%

4. Nilai tukar: Rp16.300—16.800 per dolar AS.

5. Harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$68—82 per barel

6. Lifting minyak: 593—597 ribu rbph

7. Lifting gas: 976—980 ribu rbsmph

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper