Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat transaksi ekspor produk UMKM melalui program UMKM Bisa Ekspor telah mencapai US$68,65 juta atau setara Rp1 triliun sampai dengan Mei 2025
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, Kemendag melalui program UMKM Bisa Ekspor telah memfasilitasi sekitar 474 UMKM sampai dengan Mei 2025.
Selain itu, Kemendag juga telah melakukan lebih dari 600 business matching dan presentasi bisnis (pitching) lewat program ini.
“Transaksinya itu sampai dengan Mei itu sudah US$68,65 juta. Sudah Rp1 triliun lebih, itu UMKM semua, yang sebagian dari mereka juga belum pernah ekspor,” kata Budi saat melakukan Pelepasan Tim Jelajah Ekspor 2025 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Untuk diketahui, UMKM Bisa Ekspor merupakan program yang diinisiasi Kemendag untuk memfasilitasi UMKM untuk bisa ekspor melalui business matching.
Dalam hal ini, Kemendag menggunakan perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara yang dapat menganalisis negara potensial. Di samping itu, pemerintah juga memiliki 46 perwakilan perdagangan di seluruh dunia yang terdiri atas Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Baca Juga
Menurut Budi, program UMKM Bisa Ekspor yang dinisiasi Kemendag juga sejalan dengan program Jelajah Ekspor 2025 yang digelar Bisnis Indonesia. Bahkan, Budi menyebut, kolaborasi ini akan meningkatkan ekspor Indonesia lebih cepat.
“Dan saya pikir sekali lagi ini adalah narasi yang bagus buat para UMKM kita untuk memberi semangat kepada mereka agar ekspornya berjalan dengan baik,” ujarnya.
Untuk diketahui, Jelajah Ekspor 2025 merupakan program liputan mendalam Bisnis Indonesia yang dirancang untuk mengangkat isu dan dinamika perdagangan luar negeri Indonesia, dengan fokus utama pada sektor ekspor.
Nantinya, rute perjalanan dalam program Jelajah Ekspor 2025 ini mencakup pelabuhan dan kawasan industri berorientasi ekspor, instansi dan lembaga pendukung ekspor, fasilitas logistik dan gudang ekspor impor, serta kawasan logistik terpadu dan pusat distribusi barang ekspor.
Terlebih, perdagangan luar negeri Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan dan peluang di tengah perubahan global yang dinamis.
Di samping itu, ketatnya persaingan pasar internasional, disrupsi rantai pasok, hingga dinamika geopolitik global memengaruhi kelancaran ekspor.
Di sisi lain, isu ketergantungan terhadap impor bahan baku tertentu juga menjadi perhatian dalam menjaga kesinambungan produksi ekspor nasional.