Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia curiga ada unsur kesengajaan di balik terus menurunnya produksi minyak Indonesia. Menurutnya, ada pihak yang ingin agar RI tetap mengimpor minyak mentah.
Mulanya, Bahlil menuturkan bahwa Indonesia pernah surplus minyak pada 1997. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor minyak.
Dia menuturkan, saat itu produksi minyak Indonesia mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari (bopd), sementara konsumsi dalam negeri hanya 600.000 hingga 700.000 bopd.
Namun, produksi minyak RI malah terus menurun dari tahun ke tahun. Tercatat, pada 2023, produksi minyak hanya mencapai sekitar 600.000 bopd, sedangkan konsumsi minyak Indonesia mencapai 1,6 juta bopd.
Bahlil pun menuding penurunan itu bukan hal yang terjadi secara alami. Menurutnya, ada pihaknya yang merencanakan hal tersebut sehingga RI harus terus mengimpor minyak.
"Menurut saya ini ada unsur kesengajaan, by design. Dan untuk menamatkan perintah Presiden Pak Prabowo dan untuk Ibu Pertiwi, selangkah pun saya tidak mundur untuk menghadapi orang-orang yang seperti ini," tutur Bahlil dalam acara Energi dan Mineral Forum di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu merasa janggal. Sebab, Indonesia masih memiliki sumber daya alam untuk menghasilkan minyak.
Dia memaparkan, saat ini terdapat 6.402 sumur idle tidak berproduksi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.457 sumur masih potensial untuk berproduksi.
Pihaknya pun menargetkan dapat mengaktifkan kembali 1.006 sumur idle pada tahun ini.
"Pertanyaan berikut adalah apa dengan penurunan lifting itu apakah memang kita sudah enggak punya sumber daya alam? Atau masih ada? Atau ini sengaja diturunkan agar [Indonesia] impor terus?" tutur Bahlil.
Bahlil Soroti Jebloknya Produksi Minyak RI: Curiga Ada Kesengajaan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menuding ada unsur kesengajaan di balik tren penurunan lifting minyak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 menit yang lalu
DJP Jawab Keluhan Aturan Baru Pajak Kripto: Skema PPh Final untuk Kemudahan

23 menit yang lalu
BPS: China, AS, hingga India Jadi Tujuan Utama Ekspor Nonmigas RI

25 menit yang lalu
Ekspor RI Tembus US$23,44 Miliar pada Juni 2025, Naik 11,29%

58 menit yang lalu