Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisi-kisi Target Lifting Minyak & Gas 2026 saat Produksi Masih Menantang

Pemerintah mematok target terbaru untuk lifting minyak dan gas bumi (migas) pada 2026.
Fasilitas Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa
Fasilitas Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mematok target terbaru untuk lifting minyak dan gas bumi (migas) pada 2026. Target tersebut naik tipis dibanding 2025.

Berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2026, target lifting minyak pada tahun depan dipatok 605.000 barel per hari (bph).

Untuk target lifting gas dipatok mencapai 1,017 juta barel setara minyak per hari (boepd). Secara total, lifting migas pada 2026 ditargetkan mencapai 1,62 juta boepd.

Adapun, target lifting migas pada 2026 itu sedikit lebih tinggi dibanding 2025. Tercatat, target lifting migas pada 2025 dipatok 1,61 juta boepd. Target lifting migas pada 2025 itu terdiri atas 605.000 bph untuk minyak dan 1,055 juta untuk gas.

Sementara itu, berdasakan catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi lifting minyak per kuartal I/2025 hanya mencapai 573.900 bph atau sekitar 94,85% dari target APBN. Sementara itu, realisasi lifting gas mencapai 985.700 boepd atau sekitar 97,39% dari target.

Dalam dokumen KEM PPKF 2026, pemerintah menyebut produksi migas Indonesia menghadapi tantangan besar. Hal ini terlihat dari capaian lifting migas 2024 sebesar 579.700 bph untuk minyak atau 93% dari target APBN dan 978.800 boepd untuk gas atau 95% dari target APBN.

"Beberapa kendala pelaksanaan lifting migas adalah gangguan operasional akibat cuaca ekstrem dan shutdown fasilitas, rendahnya permintaan pasar, tertundanya kegiatan eksplorasi karena bencana dan perizinan, serta keterlambatan proyek-proyek strategis di beberapa lapangan migas," demikian tulis pemerintah dalam dokumen tersebut dikutip Minggu (25/5/2025).

Menurut dokumen itu, tantangan-tantangan tersebut masih akan berdampak pada capaian lifting migas pada 2025.

Oleh karena itu, dalam jangka pendek, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan lifting migas. Strategi utama difokuskan pada transformasi sumber daya menjadi produksi melalui penerapan full scale enhanced oil recovery (EOR) dan teknologi waterflood (WF).

Di samping itu, pemerintah berjanji melakukan percepatan proyek-proyek baru, seperti pengembangan cadangan yang belum dimanfaatkan, optimalisasi produksi melalui chemical EOR (CEOR), serta injeksi CO2 (CO2EOR) dan WF dengan pendekatan aliansi strategis.

Menurut dokumen itu, penerapan full scale EOR telah dilakukan di lapangan migas yang memiliki potensi 510 juta barel (bbls).

"Melalui strategi ini, diharapkan peningkatan lifting dapat memperkuat ketahanan energi nasional serta menarik lebih banyak investasi di sektor hulu migas," kata pemerintah.

Pemerintah menambahkan bahwa lifting minyak mentah di Indonesia yang terus menurun juga berkontribusi memengaruhi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP). Mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, harga ICP dalam jangka menengah ke depan diperkirakan bergerak pada kisaran US$60-US$80 per barel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper