Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dana desa bisa dialihkan sebagai penjamin (guarantor) untuk membayar pinjaman Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih jika mengalami masalah.
Erick menuturkan nantinya Kementerian Desa (Kemendes) akan bertindak sebagai asuransi dari KopDes Merah Putih. Ini artinya, jika suatu hari KopDes Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto itu bermasalah, maka dana desa bisa digunakan sebagai jaminannya.
Terlebih, Erick menekankan bahwa bank Himpunan Bank Milik Negara alias Himbara memberikan akses plafon pinjaman untuk menjalankan unit usaha KopDes Merah Putih senilai Rp3 miliar, bukan sekadar mendapatkan uang tunai.
“Nanti ada program Kementerian Desa sebagai juga asuransi insurance. Kalau sampai misalnya dari program koperasi ini sampai ada kendala, itu bisa saja dana desanya di-shift sebagai guarantor pembayaran berikutnya, makanya kan nilainya cuma Rp3 miliar,” kata Erick dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN di Kompleks Senayan DPR, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Dia menjelaskan, plafon pinjaman senilai Rp3 miliar itu harus ditanggung desa melalui alokasi dana desa. Namun, pinjaman ini menggunakan skema cicilan selama enam tahun.
“Kalau Rp3 miliar dana desa itu, tergantung desanya ada Rp800 juta sampai Rp2 miliar setahun, artinya itu bisa dicicil selama 6 tahun,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurut Erick, skema cicilan yang menggunakan dana desa ini tidak akan mengganggu alokasi dana desa yang sudah berlangsung. Sebab, sebanyak 80% anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan sisanya untuk keperluan lain.
Di sisi lain, Erick menilai pembangunan infrastruktur di desa juga sudah berjalan, sehingga sebagian anggaran infrastruktur dana desa nantinya akan dialihkan untuk mendukung KopDes Merah Putih.
“Pembangunan infrastruktur di desa sendiri sudah banyak berjalan juga. Nah ini yang akan di-shiftingsebagian [untuk mendukung KopDes Merah Putih],” terangnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menuturkan plafon pinjaman senilai Rp3 miliar dari bank Himbara untuk membentuk KopDes Merah Putih bisa dibayar dalam skema cicilan selama enam tahun.
“[Plafon pinjaman dari Himbara] Rp3 miliar itu boleh dibayar selama 6 tahun. Jadi Rp500 [juta], Rp500 [juta], Rp500 [juta], Rp500 [juta] selama 6 tahun,” kata Zulhas dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (19/5/2025).
Zulhas mengatakan keberadaan KopDes Merah Putih bisa memiliki akses langsung kepada produsen alias memotong rantai pasok yang panjang, sehingga harga kebutuhan pokok yang diterima tak lagi mahal. Desa juga bisa menikmati akses layanan perbankan dengan lebih mudah, termasuk kredit usaha rakyat (KUR) yang direkomendasi oleh KopDes.
Nantinya, KopDes Merah Putih akan bergerak di beberapa unit usaha inti yang terdiri dari logistik atau kendaraan untuk mengangkut barang dari desa ke kota, pun sebaliknya. Kemudian, juga ada gudang untuk menampung hasil pertanian seperti gabah yang kemudian bisa disetor ke Perum Bulog.
Selain itu, KopDes Merah Putih juga harus memiliki gudang atau cold storage, apotek desa, dan klinik desa. Adapun, pemerintah akan mengintegrasikan 54.000 unit klinik hingga apotek desa ke KopDes Merah Putih.
“Jadi kalau kena salah makan, masuk angin, cukup diselesaikan obat-obatan di desa. Kalau berat, baru dia ke kota. Karena ongkosnya mahal,” tuturnya.
Lebih lanjut, Zulhas menerangkan bahwa untuk memotong rantai pasok yang panjang, maka KopDes Merah Putih harus memiliki sembilan bahan pokok (sembako) yang terdiri dari minyak goreng, gula, dan kebutuhan lainnya.
Dia menyebut bahwa Perum Bulog maupun ID Food akan langsung mengirimkan kebutuhan sembako ke KopDes Merah Putih guna mendapatkan harga yang terjangkau.
KopDes Merah Putih, lanjut Zulhas, juga akan melayani simpan pinjam. Namun, dia memastikan kejadian koperasi tutup yang pernah terjadi di Tanah Air tidak boleh terulang di KopDes Merah Putih.
“Pengalaman-pengalaman yang lalu, diberi uang, minjam, nyimpannya tidak, terus biasanya satu tahun tutup. Pelajaran-pelajaran itu tidak boleh terjadi lagi. Simpan pinjam, tapi semuanya nanti, kita ada di koperasi itu BRI Link, ada BNI Link. Jadi tidak ada uang tunai. Semua masuk di perbankan,” tuturnya.
Unit usaha KopDes lainnya adalah menjadi agen pupuk, penyalur LPG/BBM bersubsidi, penyerapan gabah, agen BNI/BRI Link, sewa alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor. Kemudian, layanan pos/logistik hingga bisnis komoditas lokal unggulan.
Di samping itu, KopDes Merah Putih juga bisa menjadi penyalur bantuan sosial (bansos) pemerintah di desa.
“Jadi dari Mensos [Menteri Sosial] nanti cukup sampai KopDes. Kopdes-lah nanti yang akan membagi bantuan-bantuan itu kepada masyarakat yang ada di desa,” tutupnya.