Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kodak Akui Belum Punya Dana untuk Bayar Utang, Sinyal Bangkrut setelah 130 Tahun?

Kodak menghadapi tantangan finansial dengan utang jatuh tempo dalam 12 bulan, tanpa dana yang cukup.
Ilustrasi utang/Dok Freepik
Ilustrasi utang/Dok Freepik
Ringkasan Berita
  • Kodak menghadapi tantangan besar karena belum memiliki dana yang cukup untuk melunasi utang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan, menimbulkan keraguan terhadap kelangsungan usahanya sebagai going concern.
  • Kinerja keuangan Kodak memburuk dengan mencatat kerugian sebesar US$26 juta pada kuartal II/2025 dan penurunan pendapatan sebesar 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Meski menghadapi kesulitan finansial, Kodak optimistis dapat melunasi sebagian besar utangnya dan berencana melakukan restrukturisasi melalui amandemen, perpanjangan, atau refinancing kewajiban yang tersisa.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Eastman Kodak Co., yang telah berusia lebih dari 130 tahun, memberikan peringatan atas kondisi operasional bisnisnya. 

Mengutip AP News, Sabtu (16/8/2025), dalam dokumen resmi yang diajukan ke regulator, Kodak mengungkapkan adanya utang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. 

Perusahaan juga mengakui belum memiliki pendanaan yang pasti maupun likuiditas yang cukup untuk melunasi kewajiban tersebut sesuai ketentuan saat ini. Kondisi ini menimbulkan keraguan besar terhadap kemampuan Kodak melanjutkan usaha sebagai going concern.

Perusahaan yang berbasis di Rochester, New York, itu melaporkan kas dan setara kas sebesar US$155 juta atau sekitar Rp2,51 triliun per 30 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar US$70 juta atau Rp1,13 triliun berada di Amerika Serikat.

Kinerja keuangan Kodak pun merosot. Perusahaan mencatat kerugian US$26 juta (Rp420,84 miliar) pada kuartal II/2025, berbanding terbalik dengan laba pada periode sama tahun lalu. Pendapatan juga turun 1,5% menjadi US$263 juta (Rp4,26 triliun).

Meski demikian, Kodak menegaskan pencantuman bahasa going concern dalam laporan regulator bersifat pengungkapan wajib semata. Perusahaan optimistis tetap mampu memenuhi kewajiban utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

“Kodak yakin mampu melunasi sebagian besar pinjaman sebelum jatuh tempo, serta melakukan amandemen, perpanjangan, atau refinancing terhadap sisa utang dan/atau kewajiban saham preferen,” tulis manajemen. 

Sebagai bagian dari restrukturisasi, tahun lalu Kodak menghentikan program pensiun guna mempercepat pembayaran utang. Kepala Keuangan Kodak, David Bullwinkle, mengatakan perusahaan akan mengetahui kepastian pemenuhan kewajiban kepada seluruh peserta pensiun pada akhir pekan ini, dengan target reversion rampung pada Desember 2025.

Didirikan pada 1888, Kodak pernah menjadi ikon dunia fotografi berkat inovasi seperti film gulung (roll film) dan fotografi berwarna. 

Istilah “Kodak moment” bahkan sempat menjadi idiom untuk momen berharga. Namun, kehadiran kamera digital dan ponsel pintar membuat bisnis utama perusahaan merosot tajam hingga akhirnya mengajukan pailit pada 2012.

Kini, Kodak berfokus pada bisnis pencetakan komersial, kemasan, lisensi hak kekayaan intelektual (HKI) untuk produsen kamera dan printer, serta pasokan produk untuk industri dan pencitraan kesehatan.

Di sisi pasar, sentimen investor ritel terhadap saham Kodak di platform Stocktwits tercatat netral. Sepanjang tahun berjalan, harga saham KODK naik 3,2%, tertinggal dibandingkan kenaikan indeks acuan S&P 500 (SPX) yang mencapai 8,4%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : AP News
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro