Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi RI Tumbuh 4,87%, Komponen Pengeluaran Kompak Melambat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 sebesar 4,87% YoY, sejalan dengan perlambatan seluruh komponen pengeluaran.
Kendaraan melintas dengan latar belakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (1/3/2025)/ Bisnis-Abdurachman
Kendaraan melintas dengan latar belakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (1/3/2025)/ Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 tercatat sebesar 4,87% secara tahunan atau year on year/YoY, lebih lambat dari kuartal I/2024 sebesar 5,11% maupun kuartal IV/2024 yang sebesar 5,02%.

Perlambatan tersebut sejalan dengan melambatnya seluruh komponen pengeluaran, bahkan satu di antaranya kontraksi. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan pada dasarnya dari sisi pengeluaran seluruh komponen masih tumbuh positif, kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi. 

“Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,53% dan tumbuh 4,89% [YoY],” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025). 

Secara umum, ekonomi Indonesia memang mencatatkan pertumbuhan positif secara tahunan, tetapi kontraksi secara bulanan sebesar 0,98%. 

Konsumsi rumah tangga walaupun melambat tetap menjadi kontributor terbesar pembentuk PDB, seiring dengan momen libur di awal tahun serta Ramadan dan menjelang Idulfitri.  

Berikut Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran 

Konsumsi Rumah Tangga

Membandingkan dengan kuartal I/2024 (4,91% YoY) maupun kuartal IV/2024 (4,98%), pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada awal tahun ini memang lebih lambat.

Khususnya pada subkomponen makanan dan minuman selain restoran yang melambat dari 4,34% pada kuartal IV/2024 menjadi 4,05% pada kuartal I/2025. 

Selain itu, subkomponen kesehatan pendidikan, transportasi dan komunikasi, sertai hotel dan restoran melambat pada awal tahun.

Amalia mencatat, perlambatan yang terjadi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu akibat adanya momen pemilu dan Ramadan pada awal tahun lalu, sementara tahun ini tidak ada pemilu. 

Ekspor

Selain konsumsi masyarakat, komponen yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi—meski tetap melambat dari kuartal sebelumnya—adalah ekspor yang mencapai 6,78% YoY. Lebih lambat dari kuartal IV/2024 yang sebesar 7,63%. 

Ekspor barang tercatat masih tumbuh dari 6,74% pada kuartal IV/2024 menjadi 6,88% pada kuartal I/2025, namun terkoreksi akibat ekspor jasa yang anjlok dari 17,5% menjadi 5,68%. 

PMTB

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 2,12%, lebih lambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,03% dan 3,79% pada kuartal I/2024. 

“PMTB lambat karena kemungkinan investor masih wait and see global. Biasnya awal tahun juga relatif tidak terlalu tinggi,” tutur Amalia. 

Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 1,38% YoY, lebih rendah dari kuartal IV/2024 yang sebesar 4,17% bahkan dari kuartal I/2024 yang sebesar 19,9%. 

Amalia menekankan bahwa memang ada belanja pemerintah yang cukup besar pada awal tahun lalu karena adanya Pemilu. “Tahun lalu ada pemilu, tahun ini tidak ada pemilu, itu salah satunya [penyebab kontraksi],” ujarnya. 

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) turut melambat dari kuartal 1/2024 dan kuartal IV/2024 yang masing-masing 24,29% dan 6,06% YoY menjadi hanya 3,07% pada kuartal I/2025. 

Komponen pengeluaran ini hanya berkontribusi sebesar 1,39% terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Impor

Kinerja impor yang tumbuh 3,96% YoY pada kuartal I/2025 memberikan distribusi negatif 19,74%. 

Dari seluruh komponen, impor yang menunjukkan perlambatan paling dalam secara bulanan, dari 10,36% pada kuartal IV/2024 atau terpangkas 6,4 poin persentase.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper