Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Jeblok Imbas Komentar Bos The Fed soal Ekonomi AS

Bos The Fed Jerome Powell menyatakan tarif yang lebih tinggi bisa menyebabkan inflasi dan perlambatan ekonomi AS.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) berakhir turun tajam pada perdagangan Rabu (16/4/2025) waktu setempat seiring dengan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan pertumbuhan ekonomi AS tampaknya melambat. 

Melansir Reuters pada Kamis (17/4/2025), indeks S&P 500 ditutup turun 120,84 poin atau 2,24% pada level 5.275,79 poin, sementara Nasdaq Composite turun 513,57 poin atau 3,05% menjadi 16.309,60. Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 695,17 poin atau 1,72% menjadi 39.673,79.

Powell, dalam sambutannya untuk Economic Club of Chicago, mengatakan tarif yang lebih besar kemungkinan berarti inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat. 

Namun, dia mencatat bahwa ekonomi AS masih dalam posisi yang solid dan The Fed sedang menunggu kejelasan yang lebih besar sebelum mempertimbangkan perubahan kebijakan.

Pasar saham melanjutkan penurunannya setelah kemunculan komentar Powell, dengan Nvidia dan saham pembuat chip lainnya di antara yang mengalami penurunan terbesar.

"Powell mengonfirmasi apa yang dikhawatirkan investor dan itu adalah kemungkinan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih membandel sebagai akibat dari tarif," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.

Nvidia mengatakan bahwa mereka akan mengambil biaya sebesar US$5,5 miliar setelah pemerintah AS membatasi ekspor chip kecerdasan buatan H20 ke China, pasar utama untuk salah satu chip terpopulernya.

Sementara itu, AS dan China telah terlibat dalam perang tarif selama beberapa minggu terakhir. Pada hari Rabu, raksasa pembuat chip asal Belanda ASML memperingatkan bahwa tarif tersebut telah menyebabkan meningkatnya ketidakpastian tentang prospek usahanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper