Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Merah, Investor Cermati Data Ekonomi serta Kinerja Apple dan Amazon

Wall Street melemah, investor pun menanti data ekonomi lanjutan AS dan kinerja Apple serta Amazon.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Ringkasan Berita
  • Wall Street ditutup melemah dengan Dow Jones turun 0,74%, S&P 500 turun 0,37%, dan Nasdaq turun 0,03% setelah rilis laporan keuangan dan data ekonomi terbaru.
  • Inflasi AS meningkat pada Juni 2025 akibat tarif impor baru, sementara klaim pengangguran tetap stabil, dan investor menanti laporan non-farm payrolls serta pengumuman tarif baru oleh Presiden Trump.
  • Saham Microsoft dan Meta Platforms mencatat kenaikan signifikan, sementara saham terkait AI dan semikonduktor seperti Broadcom dan Nvidia mengalami penurunan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (31/7/2025) waktu setempat setelah rilis laporan keuangan sejumlah emiten dan data ekonomi terbaru. 

Melansir Reuters pada Jumat (1/8/2025) indeks Dow Jones Industrial Average turun 330,30 poin atau 0,74% menjadi 44.130,98, S&P 500 melemah 23,51 poin atau 0,37% ke level 6.339,39, dan Nasdaq Composite turun tipis 7,23 poin atau 0,03% ke posisi 21.122,45.

Sebelumnya, S&P 500 sempat naik hingga 1% dan Nasdaq melonjak 1,5% pada awal sesi. Nasdaq belum mencatat pergerakan harian setidaknya 1% sejak 3 Juli, sementara S&P terakhir kali mencatat lonjakan harian sebesar itu pada 24 Juni.

Sepanjang Juli 2025, indeks S&P 500 tercatat naik 2,17%, Nasdaq menguat 3,7%, dan Dow Jones menguat tipis 0,08%. Ketiga indeks utama ini membukukan kenaikan bulanan ketiga secara beruntun.

Dari sisi makro, pergerakan saham AS dipengaruhi oleh rilis data Departemen Perdagangan yang menunjukkan inflasi kembali meningkat pada Juni 2025. Kenaikan inflasi dipicu oleh tarif impor baru yang mendorong kenaikan harga. 

Sementara itu, klaim awal tunjangan pengangguran tetap stabil, menunjukkan pasar tenaga kerja masih cukup kuat.

Investor kini mengalihkan fokus ke laporan ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payrolls) yang akan dirilis Jumat waktu setempat serta tenggat pengenaan tarif baru. Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif final yang lebih tinggi terhadap negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang, meski Meksiko memperoleh penangguhan selama 90 hari.

Pasar saham AS sempat tertekan akibat gelombang pengumuman tarif baru oleh Trump sejak awal April. Namun, indeks berhasil pulih setelah sejumlah kesepakatan dicapai dengan mitra dagang utama terkait tarif.

Adapun, investor menanti hasil kinerja keuangan dari dua raksasa teknologi, Amazon dan Apple, yang dijadwalkan usai penutupan pasar.

Saham Microsoft naik 3,5% usai membukukan kinerja keuangan yang kuat dan sempat menyentuh kapitalisasi pasar US$4 triliun. Pencapaian ini menjadikan Microsoft sebagai perusahaan publik kedua setelah Nvidia yang berhasil mencapai tonggak tersebut.

Sementara itu, saham Meta Platforms melonjak 11,3% ke rekor tertinggi US$773,44, didorong oleh proyeksi pendapatan yang optimistis berkat pertumbuhan bisnis iklan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Namun, sejumlah saham terkait AI lainnya justru melemah. Saham produsen chip seperti Broadcom turun 2,9% dan Nvidia melemah 0,8%, menyeret indeks semikonduktor PHLX turun 3,1%, penurunan harian terbesar sejak 16 April 2025.

Ellen Hazen, Chief Market Strategist di F.L. Putnam Investment Management mengatakan, pasar hari ini memperlihatkan kontras yang mencolok antara saham unggulan dan saham tertinggal. Beberapa saham teknologi, khususnya yang terkait chip dan peralatan semikonduktor, tampil buruk.  “Namun di sisi lain, Microsoft, Amazon, dan Meta tampil sangat baik,” tambahnya.

Hingga Kamis pagi, dari 297 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan, sekitar 80,8% berhasil melampaui ekspektasi analis, menurut data LSEG. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata 76% dalam empat kuartal terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro