Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Bangkit, Sambut Kesepakatan Tarif dengan China

Indeks-indeks di bursa Amerika Serikat merespons baik kesepakatan tarif impor antara AS dan China.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks bursa AS Wall Street, S&P 500, menyentuh rekor tertinggi dalam dua bulan terakhir pada Senin (12/5/2025) sejalan dengan kesepakatan AS dan China untuk memangkas tarif, yang memberi angin segar kepada para investor setelah berminggu-minggu berada dalam ketidakpastian terkait perdagangan global.

Dilansir dari Reuters, pada pukul 11.26 waktu setempat, indeks S&P 500 menguat 2,52% atau 142,83 poin ke 5.802,74. Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average naik 2,24% atau 922,95 ke 42.172,33 dan Nasdaq Composite merangkak 3,45% atau 618,07 poin ke level 18.546,98.

Baik S&P 500 maupun Nasdaq bersiap untuk kenaikan harian terbesar sejak 9 April 2025. Indeks S&P juga melampaui rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak akhir Maret 2025.

Saham-saham berkapitalisasi besar dan teknologi memimpin kenaikan, dengan Nvidia (NVDA.O) naik 4,4% dan Tesla (TSLA.O) naik 7,2%. Indeks saham semikonduktor (.SOX) melonjak 6,2% ke level tertinggi lebih dari dua bulan.

Apple (AAPL.O) menguat 5,2% setelah sebuah laporan mengatakan perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk menaikkan harga jajaran iPhone pada musim gugur.

Laporan laba yang optimistis, sikap Trump yang melunak terhadap tarif, dan perjanjian perdagangan terbatas AS-Inggris telah membantu indeks S&P 500 dan Nasdaq, yang sarat teknologi menutup kerugian yang terjadi setelah 2 April 2025.

Indeks Dow yang merupakan saham unggulan juga telah menutup hampir semua penurunannya. Sembilan dari 11 subsektor indeks S&P diperdagangkan lebih tinggi, meskipun emiten utilitas tertinggal dengan penurunan 0,8%.

Saham NRG Energy (NRG.N) terpantau melonjak 23,7% setelah mengatakan akan mengakuisisi aset pembangkit listrik dari perusahaan investasi infrastruktur energi LS Power dalam kesepakatan senilai US$12 miliar.

Diberitakan sebelumnya, AS akan memangkas tarif tambahan yang dikenakannya pada barang impor China menjadi 30% dari 145% dan bea masuk China pada impor AS akan turun menjadi 10% dari 125%. Keputusan baru tersebut berlaku selama 90 hari.

"Kekhawatiran yang mereda merupakan katalis positif dalam jangka pendek, tetapi itu tidak serta merta memberi tahu banyak tentang ekonomi atau pasar seminggu dari sekarang atau sebulan dari sekarang," kata Patrick Kaser, seorang manajer portofolio di Brandywine Global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper