Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan Geopolitik Tak Kunjung Reda, Harga Kedelai Berpotensi Bergejolak

Ketegangan geopolotik timur tengah yang tak kunjung surut berisiko membuat produksi dan harga kedelai menjadi lebih mahal
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengingatkan kepengurusan Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) agar lebih berhati hati menghadapi tantangan produksi dan harga kedelai yang lebih berat lantaran geopolitik di Timur Tengah yang tak kunjung mereda.

Ekonom Indef Nailul Huda menilai berbeda dengan beras, kedelai bukan kebutuhan pokok masyarakat. Namun, lanjutnya, jika bahan makanan yang satu ini menghilang di pasaran dan harganya melonjak tinggi, pemerintah bakal kebingungan dan akan mendapat tekanan dari perajin tahu dan tempe.

Huda menuturkan peristiwa ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, di mana harga kedelai mencapai Rp135.000 sampai Rp145.000 per kilogram. Hilangnya kedelai diikuti dengan berhentinya produksi tempe yang sudah begitu lekat dengan rakyat.

"Akindo harus mencermati dan lebih berhati hati, karena tantangan yang akan dihadapi akan lebih berat. Situasi di Timur Tengah yang makin panas dan perang Rusia–Ukraina yang tak kunjung berakhir akan berpengaruh pada harga kedelai di pasar global," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (7/10/2024).

Menghadapi tantangan ke-depan, Ketua Umum Akindo Hidayatullah Suralaga menekankan pentingnya kolaborasi dan mengajak pelaku usaha kedelai lainnya untuk ikut menyampaikan inspirasi kepada pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lebih tepat guna dan sesuai sasaran.

Selanjutnya Akindo juga berkomitmen untuk turut mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Adapun jika mencermati data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mayoritas komoditas pangan di tingkat pedagang eceran secara rata-rata nasional mengalami peningkatan harga dibanding hari sebelumnya. Hanya beras, kedelai, bawang, cabai, dan tepung yang tercatat turun harga Senin (7/10/2024).

Berdasarkan Panel Harga Bapanas, Senin (7/10/2024), harga berbagai jenis beras tercatat mengalami penurunan. Pagi ini, harga beras premium dibanderol sebesar Rp15.120 per kilogram atau turun 2,58% dibanding hari sebelumnya. Harga beras medium turun signifikan 3,46% menjadi Rp13.100 per kilogram dan harga beras SPHP mengalami penurunan sebesar 1,27% menjadi Rp12.410 per kilogram.

Harga kedelai biji kering impor di tingkat pedagang eceran dipatok sebesar Rp10.470 per kilogram atau turun sebesar 2,70%. Harga bawang merah berada di level Rp27.490 per kilogram atau turun signifikan 3,27%, sedangkan bawang putih bonggol masih dijual sebesar Rp39.660 per kilogram.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper